MALANGTIMES - Memasuki pekan perayaan Natal, banyak pusat perbelanjaan dan juga kantor-kantor instansi yang memajang hiasan khusus. Misalnya pohon pinus hias. Termasuk karyawan yang mengenakan atribut tematis, seperti topi kerucut santa.
Sebagai kota heterogen, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Malang mengimbau agar masyarakat, terutama umat muslim tak mudah terprovokasi pihak yang tidak bertanggung jawab. Ketua DMI Kota Malang KH Mas'ud Ali mengungkapkan, selama ini sudah sering karyawan toko diminta mengenakan seragam khusus saat Natal.
Baca Juga : Viral Video Warga Beri Semangat kepada Pasien Positif Covid-19
"Kalau memang keharusan, karyawan muslim tapi perusahaan ada aturan itu (mengenakan pakaian/atribut khusus) yang mencerminkan tradisi Nasrani, saya kira nggak masalah," ujar Mas'ud Ali saat ditemui di Balai Kota Malang.
Dia menambahkan, jangan sampai penolakan tersebut malah berimbas buruk.
Misalnya, karyawan yang menentang dinilai tidak loyal terhadap perusahaan dan berakibat sanksi hingga pemecatan. "Kan efek jangka panjang juga harus dipikirkan. Saya kira nggak akan memengaruhi iman (jika karyawan mengenakan atribut tematik). Iman itu di hati masing-masing," tambahnya.
Soal ucapan selamat Natal, Mas'ud Ali mengimbau umat muslim untuk bersikap pasif. "Nggak usah agresif mengucapkan (selamat) Natal. Kalau terhadap tetangga, teman akrab, dan demi kerukuanan, tidak apa-apa," ucapnya.
Baca Juga : Mokong Keluyuran Malam Hari, Warga Jalani Rapid Test Covid-19 di Tempat
"Jangan kita mulai. Ketentuan syariat kan nggak boleh. Kalaupun mengucapkan, nggak usah digembar-gemborkan. Kita pasif saja," tambahnya. Dalam beberapa tahun yang lalu, di Kota Malang sempat terjadi aksi pelarangan atribut Natal oleh ormas tertentu.
Hal itu disayangkan oleh Mas'ud Ali. "Yang sering melarang-larang itu ciri orang radikal. Suka membentur-benturkan umat. Intinya pasif saja, dilalui seperti perayaan umat lain, ya Hindu, Budha, lainnya sehingga Kota Malang tetap damai," pungkasnya.(*)