MALANGTIMES - Hadir dalam acara Hari Jadi Lansia ke 23 di Club House, Sabtu (14/9/2019) Wali Kota Malang Drs. Sutiaji berharap kepada seluruh lansia agar bisa melanjutkan hidup dengan berkarya meski usia sudah senja.
Kurang lebih 400 lansia yang diwakili oleh Karang Horda kelurahan dan kecamatan di Kota Malang, Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI), Yayasan Grontologi Abiyoso (YGA) dan Adi Yuswo hadir memenuhi untuk memperingati Hari Jadi Lansia ke 23.
Dalam acara tersebut tersemat beberapa agenda yang antara lain materi tentang penyakit gagal jantung, yang juga pernah dialami oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto dan Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie yang baru saja wafat.
Wali kota yang gemar bermain bulutangkis itu mengaku bahwa lansia ini luar biasa, karena mampu menjadi contoh yang baik bagi generasi penerus untuk melanjutkan hidup dengan berkarya ataupun beraktivitas selayaknya.
"Jadi ini bisa jadi rentetan angka harapan hidup warga Kota Malang semakin tahun semakin meningkat, dari 70,71 atau bahkan sampai 80. Kalau dulu 60 itu lansia tapi kalau sekarang 70 baru lansia, kalau 60 belum bisa dikatakan lansia," ujar Drs. Sutiaji.
Sementara itu, disinggung mengenai panti jompo yang ada di Kota Malang, Sutiaji mengaku bahwa meski sudah ada panti jompo ia tidak ingin lansia di Bhumi Arema tinggal dan menetap disana.
Alasan Sutiaji tidak menginginkan hal tersebut karena ingin melihat masyarakat Kota Malang meski berstatus lansia tapi bisa berkarya ataupun melanjutkan hidup dengan aktivitas bersama keluarga.
"Panti jompo memang ada, dan setiap kota juga harus memiliki, tapi kami tidak ingin masyarakat Kota Malang menghuni panti jompo karena mereka harus terus bisa melanjutkan hidup dengan karya atau apapun yang dimiliki," terangnya mengakhiri.