MALANGTIMES - Masyarakat kembali dibuat heboh di tengah intaian maut virus Covid-19. Bukan karena jumlah korban ataupun yang terinfeksi yang setiap hari informasinya disampaikan pemerintah. Tapi, dengan adanya penemuan ramuan alami dari Solo yang diklaim mampu menyembuhkan pasien Covid-19.
Baca Juga : Kelompok Anarko Beraksi Lagi Sebarkan Tulisan Provokatif, Rencana Aksi Massal Terbongkar
Ramuan untuk membunuh virus Covid-19 ini dinamakan Contravid oleh penemunya yang bernama Tri Dewa, warga Punggawan, Banjarsari, Solo.
Baca Juga : Akhir Kisah Sahabat Rasulullah yang Mengatakan Zakat Adalah Pungli
Bahkan, Contravid diklaim oleh Tri Dewa telah berhasil menyembuhkan 7 pasien Covid-19 di Jakarta. Hal ini pula yang membuat masyarakat pun dibuat heboh dengan penemuan obat mujarab yang diklaim mampu menyembuhkan pasien covid-19.
Lantas, seperti apakah Contravid itu ?
Tri Dewa, penemu Contravid, menyampaikan, bahwa ramuan yang diklaim bisa menyembuhkan 7 pasien covid-19 di Jakarta itu berasal dari berbagai bahan alam. Seperti, jahe merah, kunir, serai, hingga daun kelor, serta berbagai tumbuhan lainnya.
Total bahan-bahan alam yang diracik oleh Tri Dewa itu sebanyak 20 jenis empon-empon. Hingga akhirnya menjadi obat mujarab yang diklaim bisa menyembuhkan pasien Covid-19.
"Ramuan ini sudah teruji dan sudah ada tujuh pasien di Jakarta yang dinyatakan sembuh setelah minum Contravid lima kali berturut-turut," ucap Tri Dewa.
Baca Juga : Beri Semangat Petugas Medis, Desainer Ini Buat APD Bertema Teletubbies hingga Power Ranger
Lelaki asal Punggawan ini melanjutkan, Contravid tak tiba-tiba ditemukan. Dirinya menyampaikan, bahwa dibutuhkan waktu lama dalam mempelajari berbagai manfaat tiap jenis empon-empon sebelum menjadi Contravid seperti saat ini.
Baca Juga : Pengantin 'Masker', Anak Kapolsek Beji Menyambut Hari Bahagia di Tengah Pandemi Covid-19
"Saya mempelajari manfaat setiap jenis empon-empon sejak wabah SARS di tahun 2002 lalu," ujarnya.
, hal itu ia tekuni dengan mempelajari manfaat tiap jenis empon-empon sejak wabah SARS pada tahun 2002.
Meski belum melalui uji laboraturium Tri Dewa mengatakan jika sudah mencoba mengajukan ramuannya ke BPOM untuk diuji, namun ditolak.
Dilansir melalui suara.com, Tri Dewa pun lantas memberanikan diri untuk bertemu Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo untuk menawarkan resep ramuannya.
Hadi Rudyatmo pun berharap jika Contravid nantinya bisa mendapat dukungan dari Pemkot Solo untuk diproduksi massal dan dibagikan ke masyarakat.