Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Kasus HIV Baru di Kota Malang Tembus 300, Didominasi Kelompok LSL dan Pendatang dari Luar Kota

Penulis : Hendra Saputra - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

01 - Dec - 2025, 16:15

Placeholder
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif (foto: Hendra Saputra/ JatimTIMES)

JATIMTIMES - Kota Malang kembali mencatat lonjakan kasus HIV sepanjang 2025. Dinas Kesehatan Kota Malang (Dinkes) melaporkan sekitar 300 kasus baru ditemukan tahun ini, dengan sebagian besar penularan terjadi pada kelompok LSL atau laki-laki seks laki-laki.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muatif menyebut angka tersebut menambah daftar penyintas HIV aktif yang kini mendekati 3.000 orang. “Kalau tahun 2025 penderita baru itu sekitar 300-an,” ujarnya.

Baca Juga : Pulau Gili Iyang: Destinasi Wisata Healthiest Oxygen

Jika dihitung sejak layanan pengobatan HIV dimulai, total penyintas yang pernah menjalani terapi di Kota Malang mencapai sekitar 6.000 orang. Mereka tersebar dalam layanan pengobatan di rumah sakit maupun puskesmas.

Husnul menegaskan kelompok LSL masih menjadi penyumbang terbesar penularan HIV. Faktor penularan terbesar dari perubahan gaya hidup. “Perubahan gaya hidup itu satu dari LSL. Jadi, laki-laki seks laki-laki,” katanya.

Mayoritas penderita berada dalam rentang usia produktif. “Kalau usianya, usia produktif, ya. Usia 15 sampai 59 itu,” jelasnya.

Menariknya, hanya 30 persen penyintas aktif merupakan warga asli Kota Malang. Sisanya, sekitar 70 persen, berasal dari luar kota termasuk mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. 

“Ada mahasiswa juga banyak. Jadi, kalau segmennya, ya, mulai dari apa, latar belakang pendidikannya juga bermacam-macam,” ujar Husnul.

Sebagai bentuk antisipasi, Pemkot Malang terus memperluas akses layanan pemeriksaan HIV melalui VCT di puskesmas dan rumah sakit. “Sebelum dilakukan pemeriksaan itu kan dikonseling dulu. Itu namanya VCT,” ucapnya. 

Baca Juga : Perbedaan Jahe dan Kunyit: Mana yang Lebih Tepat untuk Kesehatan Anda?

Selain layanan tetap, Pemkot juga mengerahkan Mobile VCT ke titik-titik yang dikoordinir komunitas. Husnul juga mengingatkan pentingnya kepatuhan pengobatan bagi penyintas. 

“Kalau HIV itu kan pengobatannya selamanya. Sehingga bagaimana klien kita, penyintas kita itu, tidak memberikan peluang untuk transmisi kepada yang lain,” tegasnya.

Sosialisasi rutin juga digencarkan, termasuk ke lingkungan pendidikan dan komunitas rentan. “Setiap tahun kita juga memberikan edukasi ya kepada adik-adik kita, baik di tingkat pendidikan rendah, menengah, maupun yang atas,” tuturnya.

Dengan dominasi kasus pada kelompok LSL dan meningkatnya mobilitas pendatang, Dinkes menegaskan pentingnya edukasi dan deteksi dini sebagai kunci menekan laju penularan HIV di Kota Malang.


Topik

Kesehatan HIV AIDS ODHIV dinkes Kota Malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Hendra Saputra

Editor

Sri Kurnia Mahiruni