JATIMTIMES – Halaman Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar dipenuhi wajah-wajah baru pada Senin pagi 1 September 2025. Sebanyak 1.163 mahasiswa resmi bergabung melalui pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun akademik 2025/2026.
Prosesi itu menjadi pintu masuk generasi muda ke dunia akademik yang sarat tradisi intelektual, nilai Islami, dan semangat kewirausahaan.
Baca Juga : Marak Unjuk Rasa Berakhir Ricuh, Wali Kota Malang Ajak Warga Tak Terprovokasi
Bagi Rektor Unisba Blitar Dr H Soebiantoro MSi, momentum ini bukan sekadar seremoni. “Hari ini adalah titik awal perjalanan mahasiswa sebagai bagian dari keluarga besar Unisba. Kalian bukan hanya menimba ilmu untuk ijazah, tetapi membentuk diri menjadi pribadi berakhlak mulia, tangguh, dan mampu berkontribusi nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Dalam sambutannya, Soebiantoro menegaskan kembali visi besar kampus: “Menjadi Perguruan Tinggi Unggul sebagai The Real Entrepreneurial University dengan tetap menjunjung tinggi nilai Islami pada tahun 2035.” Visi ini, menurutnya, menuntut kampus melahirkan lulusan yang tak hanya siap bekerja, tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja.
“Unisba ingin menghasilkan wirausahawan sejati, pemimpin masyarakat, sekaligus insan beriman yang menjaga integritas dan etika. Semangat ini sudah harus ditanamkan sejak awal melalui PKKMB,” ujarnya.
PKKMB, lanjut Soebiantoro, menjadi ajang mengenalkan budaya akademik, tata tertib, nilai Islami, serta spirit kewirausahaan. Ia mengingatkan mahasiswa agar menjadikan kegiatan ini sebagai pintu masuk untuk meneguhkan tekad: belajar sungguh-sungguh, berorganisasi dengan sehat, berwirausaha kreatif, dan beribadah istikamah.
Di akhir sambutan, ia menyelipkan pantun sederhana yang memantik semangat mahasiswa baru:
Berlayar perahu menuju seberang,
Singgah sebentar di pulau kelapa.
Datanglah kalian penuh semangat juang,
Jadilah mahasiswa Islami dan berjiwa wirausaha.
Menyikapi Situasi Bangsa
Tak hanya soal akademik, Soebiantoro juga menyinggung dinamika politik nasional yang tengah gaduh. Ia menilai, perguruan tinggi harus menjadi mercusuar intelektual yang mencerahkan.
“Dalam kondisi bangsa yang penuh hiruk-pikuk, mahasiswa harus diarahkan bersikap positif dan konstruktif,” katanya.
Ada lima langkah strategis yang ditegaskan. Pertama, kampus harus menjadi kawah intelektual—ruang dialog sehat, bukan agitasi. Kedua, mahasiswa didorong mengembangkan sikap kritis-konstruktif, yakni berani mengkritik kebijakan negara secara solutif dan etis. Ketiga, menjaga netralitas institusi dengan tidak terseret arus politik praktis. Keempat, mendorong aksi sosial yang positif seperti pengabdian masyarakat atau riset kebijakan. Kelima, membangun komunikasi terbuka agar mahasiswa tidak mudah terprovokasi informasi sepihak.
Bagi Unisba, langkah-langkah ini menjadi wujud kontribusi perguruan tinggi dalam menjaga keutuhan bangsa.

PKKMB Hybrid: Adaptasi dan Inovasi
Sementara itu, Ketua Panitia PKKMB, Dr. Ir. Kustanto, S.T., M.T., IPM, menekankan bahwa pelaksanaan tahun ini menggunakan metode hybrid. “Ada pra-PKKMB secara daring, lalu pembukaan secara tatap muka, meski dengan format lebih sederhana. Materi akademik dan pengenalan fasilitas kampus banyak disajikan dalam bentuk video,” jelasnya.
Menurutnya, pola hybrid dipilih agar kegiatan tetap berjalan kondusif di tengah situasi sosial-politik yang dinamis. “PKKMB harus tetap jalan, tapi suasana masyarakat juga harus kondusif. Maka kami menyiapkan trik khusus dengan sistem hybrid,” kata Kustanto.
Materi yang diberikan meliputi pengenalan universitas, fakultas, program studi, laboratorium, hingga tata cara pembelajaran di perguruan tinggi. “Kami ingin mahasiswa paham bahwa belajar di universitas berbeda dengan sekolah. Mereka harus lebih mandiri, aktif berinteraksi, dan terbuka dengan berbagai media pembelajaran,” tambahnya.
Makna Kehadiran 1.163 Mahasiswa Baru
Baca Juga : Pohon Tumbang di Kota Batu Timpa Dua Sepeda Motor
Bagi Unisba Blitar, angka 1.163 bukan sekadar jumlah, melainkan simbol regenerasi. Setiap mahasiswa baru dianggap sebagai energi segar yang akan memperkuat reputasi kampus.
Soebiantoro menegaskan, mahasiswa baru adalah generasi terpilih. Di pundak mereka dititipkan harapan bangsa. “Jalan menuju sukses memang tidak mudah, ada keringat, air mata, bahkan kegagalan. Namun dengan doa, usaha, dan keyakinan, Allah akan memberi jalan,” tuturnya.
PKKMB juga menjadi ajang membangun solidaritas. Mahasiswa baru didorong untuk saling mengenal, membentuk jejaring, dan belajar hidup dalam masyarakat kampus yang multikultural. “Rasa kebersamaan ini penting, karena di kampus mereka bukan hanya belajar teori, tapi juga belajar hidup bermasyarakat,” ujar Kustanto menambahkan.
Peran Kampus dalam Pembangunan
Kehadiran mahasiswa baru juga dimaknai sebagai kontribusi nyata Unisba dalam pembangunan daerah. Perguruan tinggi menjadi bagian dari ekosistem pembangunan manusia, yang hasilnya kelak dirasakan masyarakat luas.
Kampus, kata Soebiantoro, bukan hanya tempat mencetak sarjana, tapi juga motor penggerak perubahan. Melalui riset, pengabdian masyarakat, dan pengembangan kewirausahaan, Unisba berkomitmen mendukung pembangunan berkelanjutan di Blitar dan Jawa Timur.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pendidikan tinggi dan pemerintah daerah. “Unisba ingin menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan, terutama di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia,” ujarnya.
Bagi mahasiswa baru, PKKMB adalah momen transformasi. Dari siswa sekolah menengah menjadi insan akademik. Dari individu pencari ilmu menjadi calon intelektual yang kelak diharapkan memberi manfaat bagi masyarakat.
Atmosfer itu tampak jelas dalam raut wajah para mahasiswa yang mengikuti prosesi pembukaan. Di tengah sorak semangat, mereka menerima pesan rektor dan dosen sebagai bekal awal menapaki dunia kampus.
“PKKMB bukan sekadar formalitas. Ini adalah tahap pembentukan karakter, penanaman visi, dan penguatan nilai. Kami ingin mahasiswa Unisba tumbuh menjadi generasi muda yang tangguh, berjiwa entrepreneur, dan berlandaskan iman,” kata Kustanto.

Dari Kampus untuk Negeri
PKKMB 2025 di Unisba Blitar bukan hanya tentang 1.163 mahasiswa baru yang resmi bergabung. Lebih dari itu, ia mencerminkan peran perguruan tinggi dalam menjaga kondusifitas bangsa, menanamkan nilai kebangsaan, dan menyiapkan generasi unggul yang siap berkontribusi untuk negeri.
Dari Blitar, pesan itu disuarakan dengan lantang: kampus harus tetap menjadi rumah ilmu, ruang kebersamaan, dan laboratorium ide-ide segar bagi masa depan Indonesia.