JATIMTIMES - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang rutin menggelar doa bersama sebagai bentuk ikhtiar spiritual di tengah situasi sosial yang memanas akibat aksi demonstrasi yang belakangan marak terjadi di sejumlah daerah. Doa bersama ini menjadi cara dunia pendidikan berkontribusi menciptakan ketenangan dan kedamaian di masyarakat.
“Harapan kami, Allah memberikan ketenangan untuk kita semua. Dunia pendidikan, khususnya madrasah, ingin agar suasana tetap kondusif. Anak-anak tetap bisa belajar, masyarakat bisa menyampaikan aspirasi, tapi dengan cara yang aman dan tidak menimbulkan kerusakan,” ujar Kepala MAN 2 Kota Malang, Drs. H. Samsudin, M.Pd., Senin (1/9/2025).
Baca Juga : Ketua DPRD Magetan Penuhi Janji, Temui Massa Aksi Damai di Depan Kantor DPRD
Samsudin menjelaskan, meski kondisi di luar sekolah cukup dinamis, pembelajaran di MAN 2 Kota Malang tetap berlangsung. Pihaknya menerapkan sistem blended learning, di mana sebagian siswa yang berada di Ma'had mengikuti pelajaran secara langsung, sementara yang lain belajar dari rumah melalui Zoom.
Dari total lebih dari 700 siswa, sebagian besar tetap menjalani aktivitas belajar dengan pengawasan guru. Sistem ini dianggap lebih fleksibel, terutama bagi guru dan siswa yang tinggal dekat dengan area demonstrasi.
“Kami khawatir ada kemacetan atau gangguan lain, jadi model blended learning ini menjadi solusi. Ada yang belajar di madrasah, ada pula yang dari rumah. Yang penting anak-anak tetap mendapat pelayanan pendidikan terbaik,” jelasnya.
Meski demikian, doa bersama menjadi penekanan utama yang digelar madrasah di sela-sela aktivitas belajar. Samsudin menyebut kegiatan tersebut bukan hanya sebatas rutinitas religius, melainkan bentuk nyata kepedulian madrasah terhadap situasi bangsa. Ia mengingatkan bahwa penyampaian aspirasi adalah hak masyarakat, namun harus dilakukan dengan cara yang bermartabat tanpa merusak fasilitas umum atau mengancam keamanan.
“Kita semua memahami aspirasi itu wajar, tapi jangan sampai menimbulkan kerugian bagi orang lain. Di madrasah, kami mendidik anak-anak untuk belajar menyuarakan pendapat dengan cara yang santun. Doa bersama ini bagian dari pendidikan karakter, agar mereka paham bahwa ketenangan dan keselamatan harus menjadi prioritas,” ungkapnya.
Samsudin juga menuturkan bahwa kegiatan istighosah bukan hanya dilakukan di lingkungan MAN 2 Kota Malang, tetapi juga diikuti secara nasional bersama Kementerian Agama. Beberapa waktu lalu, pihaknya telah bergabung dalam doa bersama yang digelar serentak oleh Kemenag se-Indonesia.
Baca Juga : MAN 1 Malang Panjatkan Doa dan Harapan untuk Kondusifitas Negeri
Hal ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan Islam memiliki peran penting dalam menjaga iklim sosial agar tetap damai, khususnya di saat masyarakat sedang menyuarakan aspirasi secara besar-besaran.
Ia menambahkan bahwa madrasah akan terus berupaya memberikan yang terbaik, baik dari sisi pembelajaran maupun pembentukan karakter siswa. Doa bersama, dikir, dan pembacaan Al-Qur’an akan terus menjadi bagian dari rutinitas pendidikan di MAN 2 Kota Malang, sebagai pondasi spiritual yang menyertai ikhtiar duniawi. Menurutnya, doa adalah kekuatan moral yang menuntun siswa agar tetap fokus belajar di tengah suasana yang penuh gejolak.
“Kami ingin anak-anak tetap tenang, tetap semangat belajar, dan tidak terpengaruh hal-hal yang bisa mengganggu masa depan mereka. Madrasah punya tanggung jawab menjaga itu semua. Doa bersama ini kami yakini sebagai ikhtiar terbaik yang bisa kami lakukan dari dunia pendidikan,” pungkasnya.
