MALANGTIMES - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria resmi mengundurkan diri dari jabatannya per Senin (13/4/2020) kemarin. Langkah itu diungkapkan melalui media sosial pribadi dan surat resmi.
Mundurnya Ratu Tisha sebagai sekjen PSSI memunculkan banyak pertanyaan karena prestasi yang bagus. Salah satunya berhasil membawa perhelatan Piala Dunia U-20 2021 ke Indonesia.
Baca Juga : Batalkan Launching Jersey Timnas Indonesia, Mills Pilih Sumbangkan APD
Baca Juga : Libur Karena Covid-19, Kiper Persita Mulai Bosan
Sebenarnya, Ratu Tisha bukanlah orang baru dalam dunia persepakbolaan nasional. Dia mulai dikenal dunia sepak bola sebagai pendiri lembaga data dan statistik pertandingan bernama Labbola.
Kemampuan dan pengetahuannya makin matang saat Tisha ikut pendidikan di badan sepak bola dunia FIFA pada 2013. Tisha termasuk 28 orang yang lolos seleksi FIFA dari 6.400 pendaftar dari penjuru dunia.
Tisha mengikuti program master di FIFA selama satu setengah tahun tahun. Di sini, ia memperoleh beberapa bidang studi seperti sport humanity, manajemen olahraga, dan hukum olahraga. Ia berhasil lulus peringkat 7 dari 28 orang.
Namanya semakin berkembang kala Tisha menjabat direktur Kompetisi PT Gelora Trisula Semesta (GTS), operator Indonesian Soccer Championship (ISC) pada 2016 silam. Saat itu, kompetisi sepak bola Indonesia masih dibekukan dan Tisha bersama rekan-rekan di tubuh PSSI berhasil menyelenggarakan kompetisi untuk mengisi kekosongan jadwal sepak bola.
Untuk diketahui, Ratu Tisha resmi menjabat sekjen PSSI pada Juli 2017. Dia menggantikan Ade Wellington yang juga mundur dari kesekjenan pada April 2017.
Tisha terpilih melaui serangkaian tes yang dibuat Edy Rahmayadi, ketua umum PSSI kala itu. Sebagai satu-satunya perempuan yang masuk sebagai kandidat sekjen PSSI, Tisha berhasil mengalahkan sejumlah pesaing lainnya seperti Alief Syachviar dan T. Alvin Aprianto.
Jabatan yang diraih Ratu Tisha tersebut mengantarkannya sebagai wanita pertama yang menduduki posisi sekjen PSSI dalam sejarah federasi sepak bola Indonesia.
Sebagai sekjen PSSI, Tisha mengemban tugas yang cukup berat. Mulai dari mengatur internal PSSI, bergaul dengan 'keluarga' sepak bola di seluruh dunia, termasuk AFC dan FIFA. Dia uga mengatur persiapan, pertandingan dan segala kebutuhan Timnas Indonesia sampai berurusan dengan para awak media.
Baca Juga : Cristiano Ronaldo Pernah Dapat Ancaman, ternyata Ini Sebabnya
Bahkan banyak kalangan yang menyebut bahwa Ratu Tisha adalah sekjen PSSI yang cerdas hingga mampu menjadi wakil presiden AFF (Federasi Sepak Bola ASEAN) periode 2019-2023.
Baca Juga : Sejarah Pimpinan KONI Kota Malang, Mulai dari Wali Kota, Ketua DPRD, Sekda Hingga Pengusaha
Namun terlepas dari itu, banyak juga kontroversi yang sempat muncul sejak dia bergabung dengan PSSI. Puncaknya, Ketua Umum PSSI 2011-2015 Djohar Arifin yang saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI mengkritik kinerja Ratu Tisha hingga menyebut kelewat batas.
Djohar yang duduk di Komisi X DPR RI mengkritik pedas Tisha ketika Komisi X melakukan rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Rabu (8/04/20) lalu.
Dalam RDPU itu, Djohar menilai Ratu Tisha sebagai sekjen PSSI semena-mena dalam menghentikan beberapa pertandingan sepak bola Indonesia seperti leg kedua final Piala Indonesia 2019 antara PSM Makassar melawan Persija Jakarta di Stadion Andi Mattalatta, Mattoangin, Makassar.
Akibat insiden ini, Iriawan melontarkan permintaan maaf atas kinerja Ratu Tisha selaku sekjen. Tak hanya meminta maaf. Pria yang kerap disapa Iwan Bule ini juga ingin bertemu secara langsung dengan Djohar Arifin.
Selain itu, Tisha pernah menjadi sorotan kala melarang pelatih Timnas Indonesia U-16 Fachri Husaini memenuhi undangan Mata Najwa pada 2018 lalu untuk membicarakan praktik pengaturan skor di Indonesia.