JATIMTIMES - Banyak orang yang masih bingung menentukan waktu berolahraga selama bulan puasa. Hal ini penting untuk menjaga kebugaran agar tetap fit dan sehat selama bulan Ramadan.
Setelah salat Tarawih menjadi salah satu waktu yang paling banyak digunakan untuk berolahraga. Namun, apakah waktu ini adalah pilihan yang tepat untuk berolahraga atau justru tidak dianjurkan karena membahayakan kesehatan? Berikut penjelasannya:
Baca Juga : Rambut Botak dan Alami Kemunduran, Bisa Dicegah Asal Lakukan Ini
Pendapat Dokter Tirta Soal Olahraga Malam
Mengenai hal ini, dr. Tirta Mandira Hudhi alias Dokter Tirta mengungkap baik buruknya olahraga malam perlu dilihat lebih dulu dengan kondisi seseorang.
“It depands dari satu hari bang Radit ngapain dalam satu hari itu,” ungkap dr. Tirta di channel YouTube, Raditya Dika dikutip Minggu (16/3/2025).
dr. Tirta menjelaskan olahraga malam sebaiknya tak dilakukan bila seseorang sudah beraktivitas penuh dalam satu hari. Apalagi dalam kondisi mental dan fisik yang lelah setelah seharian bekerja.
Bila dipaksakan berolahraga di malam hari, hal tersebut bisa berbahaya hingga berisiko cedera hingga serangan jantung. dr. Tirta mengimbau agar masyarakat tidak memaksakan olahraga di malam hari bila sudah seharian berkegiatan.
“Misalkan orang-orang pejuang cuan rumahnya di Bogor. Jam 3 pagi mereka bangun, jam 4 siap-siap, jam setengah lima pagi mereka sampai stasiun. Jam 3 sore harus pulang lagi ke Bogor. Capek, sampai rumah jam 9 malam. Dia gak akan bisa olahraga malam,” ungkap dr. Tirta.
“Risikonya lebih besar. Jadi kalau dia olahraga malam, tidurnya berantakan, risiko sakit jantung, risiko cedera,” tambah dr. Tirta.
Dengan kondisi seperti itu, dr. Tirta menyarankan agar masyarakat bisa segera pulang, beristirahat dan tidur. Lakukanlah olahraga di akhir pekan saat tak banyak kesibukan dan tuntutan pekerjaan.
Baca Juga : Viral Detik-Detik Mobil Putih Hanyut Diterjang Banjir di Madiun
“Itu tidak ideal. Kalau dia memaksakan olahraga pada waktu nine to five, satu hari itu sudah berat, dia malah berisiko cedera,” jelasnya.
Meski begitu, bukan berarti olahraga malam tak boleh dilakukan. Bila seseorang tak banyak melakukan kegiatan dalam satu hari, tak masalah bila memilih untuk olahraga di malam hari.
“Karena tidak stress full satu harian. Sampai jam 10 malam olahraga malam pun gak kenapa-kenapa. Karena hanya berpengaruh di jam tidur,” katanya.
dr. Tirta pun mengungkap semakin malam berolahraga, maka seseorang akan lebih sulit untuk tidur. Hal ini lantaran jantung yang masih memompa sehingga waktu tidur akan mundur. Karenanya, olahraga malam tak disarankan bila seseorang sudah beraktivitas penuh seharian.
“Jantungnya masih mompa. Jedanya 2 jam. Jadi setelah 2 jam henti olahraga, jantung biasanya masih di 80 ppm. Nah turun di 60 ppm, baru bisa bobo,” tutupnya.
