Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Wisata

Dana Mandiri,Pemandian Metro Simpan Kejutan

Penulis : Dede Nana - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

16 - Aug - 2018, 10:25

Wisata pemandian Metro Kepanjen masih dalam pembangunan sampai saat ini dikarenakan kemampuan dana yang dimiliki PD Jasa Yasa. (Nana)
Wisata pemandian Metro Kepanjen masih dalam pembangunan sampai saat ini dikarenakan kemampuan dana yang dimiliki PD Jasa Yasa. (Nana)

MALANGTIMES - Pemandian Metro Kepanjen terus berbenah untuk menampilkan wajah barunya. Walau masih dalam taraf pembangunan sampai saat ini, masyarakat yang kadung jatuh cinta terhadap kesejukan serta murninya air kolam yang berasal dari sumber langsung itu  masih berdatangan di kala hari libur. 

Baca Juga : Curhat Pelaku Pariwisata ke Menteri Pariwisata Wishnutama, Seperti Apa ?

Tentunya, dengan kondisi pembangunan tersebut, magnet Metro yang biasanya dipenuhi oleh pengunjung setiap akhir pekan  menjadi tidak optimal.  Hal ini disadari pula oleh Direktur Utama (Dirut) PD Jasa Yasa Kabupaten Malang Ahmad Faiz Wildan  sebagai pengelola wisata yang terbilang menjadi ikonnya masyarakat Kepanjen dan sekitarnya sejak lama itu. 

"Kami menyadarinya. Tapi ini kemampuan kami sampai saat ini. Pembiayaan pembangunan Metro murni dari dana perusahaan sendiri. Jadi, ada dana kami kumpulkan,  pakai,  kumpulkan lagi. Terus seperti itu untuk Metro," kata Wildan,  Kamis (16/8/2018) kepada MalangTIMES. 

Melalui berbagai keterbatasan yang ada, pembangunan Metro yang menyimpan kejutan bagi masyarakat nantinya ini,  terus berjalan setahap demi setahap. Kejutan yang disimpan di wisata pemandian Metro ini,  menurut Wildan, akan mengubah wajah salah satu wisata yang dikelolanya tersebut,  bisa bicara di kancah dunia pariwisata di Kabupaten Malang. 

"Pastilah kami sudah memiliki rencana ke sana. Ada kejutan untuk pengunjung nantinya kalau Metro selesai terbangun tuntas," ujarnya tanpa menyebut keunggulan-keunggulan apa yang akan disentuh dan dileburkan di area Metro. 

Secara umum,  wisata pemandian Metro yang bersatu dengan hutan lindung Kota Kepanjen memang masih memiliki banyak hal yang bisa dieksplor untuk wisata keluarga. Ditambah dengan masih adanya lahan yang siap dieksplor yaitu sekitar 12 hektare (ha). Beberapa hal yang bisa menambah magnet Metro bisa berupa  pembangunan homestay dengan konsep rumah bambu.

Selain itu, ada penambahan wahana water boom mini serta penanaman berbagai jenis bunga khas Malang. Juga bisa menjadi daya tarik untuk melengkapi area wisata yang ada. 

Baca Juga : Penutupan Tempat Wisata dan Hiburan di Kota Batu Diperpanjang sampai 21 April

Hal ini dimungkinkan dan pernah menjadi rencana PD Jasa Yasa sendiri saat akan melakukan make over wajah metro tahun 2017. Area spot selfie pun bisa jadi akan menghiasi wisata Metro di beberapa titik yang masih cukup luas dalam pengembangan wisata.

"Yang pasti, kami terus lanjutkan pembangunan di Metro, Mas. Kalau tidak mengubahnya, kami akan kalah jauh dengan wisata lainnya yang terus berkembang pesat," ujar Wildan. 

Disinggung mengenai target penyelesaian pemandian Metro yang akan menyimpan kejutan di dunia pariwisata Kabupaten Malang,  Wildan hanya mengatakan,  bahwa sebenarnya starting pembangunan wisata di bawah pengelolaannya di mulai tahun 2019-2020 mendatang. 

"Tapi tentunya kami tidak bisa menunggu karena pesatnya pariwisata saat ini. Kami awali dengan kekuatan yang ada,  walau setahap demi setahap. Progres sudah terlihat dan kami terus garap sampai tuntas," pungkasnya. (*)


Topik

Wisata berita-malang Ahmad-Faiz-Wildan PD-Jasa-Yasa


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Sri Kurnia Mahiruni