Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hiburan, Budaya dan Seni Pekan Ramadan 1439 H MalangTIMES

Seni Al-Banjari, Cara Efektif Dekati Anak Muda Islam Lewat Musik

Penulis : Wahida Rahmania Arifah - Editor : Heryanto

04 - Jun - 2018, 00:20

Placeholder
Prof Mas'ud Said saat bertandang ke kantor PT Cipta Aneka Solusi (CAS) (foto: Wahida Rahmania Arifah/MalangTIMES)

MALANGTIMES - Sepuluh orang anak muda duduk di atas panggung. Lima orang di belakang memainkan alat musik rebana. Lima di depan tampil dengan microfon di tangan. Nada-nada selawat kepada Rasulullah dilantunkan.

Baca Juga : Didi Kempot Gelar Konser Amal dari Rumah, Hanya 3 Jam Donasi Capai Rp 5,3 Milliar

Seni yang mereka tampilkan dikenal dengan nama Al-Banjari. Pada umumnya,  grup kesenian Al-Banjari terdiri dari sepuluh orang. Lima orang pada vocal dan lima pada pemukul terbang.

Untuk vokal, rinciannya adalah satu vokal utama, satu backing vocal suara biasa, satu backing vocal suara minor, satu backing suara tenor, dan bass.

Dari nilai historis, Al-Banjari atau juga kerap disebut Hadrah sebenarnya sudah lama ada.

Selain beberapa literatur  menyebutkan kesenian ini  berasal dari Kalimantan, tetapi awalnya kesenian Al-Banjari sudah perkenalkan oleh seorang sufi besar yakni Jalaluddin Rumi. Nama 'Rumi' dipakai lantaran beliau berasal dari Rum atau Romawi, tepatnya di Konya, Turki.

Arti nama Al-Banjari berasal dari dua kata yakni 'ban' dan 'jari'. Ban berasal dari kata 'band' yang bermakna suatu grup dan kata 'jari' digunakan sebab pemain memainkan alat musik dengan menggunakan jari.

Al-Banjari, menurut Prof M. Mas'ud Said, adalah salah satu cara efektif mendekati anak muda zaman now lewat jalur seni. Ia mengapreasiasi media online MalangTIMES (JatimTIMES grup) yang sukses mengadakan Pekan Ramadan dengan muatan seni Al-Banjari.

"Seni Al-Banjari ini kan sebagai sebuah bentuk peradaban Islam. Saya apresiasi Pak Ghufron Marzuqi (Dirut JatimTIMES) yang mewadahi potensi seni anak muda," kata dia kepada MalangTIMES.

Baca Juga : SBY Persembahkan 'Cahaya Dalam Kegelapan', Lagu Bagi Para Pejuang Covid-19

Pria yang pernah menduduki jabatan staf khusus Kementerian Sosial RI itu mengatakan bahwa kesenian Islam mendapat tempat di kepresidenan.

"Saya juga sempat menjadi staf khusus kepresidenan dan pelantun selawat terbaik mengisi acara kenegaraan. Begiru juga dengan pelantun Qur'an juga diundang ke acara kenegaraan," jelasnya.

Lebih lanjut, Mas'ud menyatakan bahwa sudah saatnya dakwah kepada generasi muda bukan lagi melalui lisan.

"Adanya Pekan Ramadan ini sekaligus menjadi salah satu cara berdakwah melalui seni. Karena seni merupakan bagian dari pendekatan kebudayaan atau cultural approach yang sesuai dengan anak muda," papar dia.

Ia pun berharap agar apa yang dilakukan MalangTIMES (JatimTIMES) bersama PT Cipta Aneka Solusi (CAS), Masjid Al-Ghufron dan Gerak Malang dapat mendorong pemerintah terlibat.

"Jangan biarkan orang berjuang sendiri. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama juga perlu mendorong adanya kegiatan-kegiatan seperti ini tumbuh di masyarakat," harap doktor jebolan Flinders University Australia itu. (*)


Topik

Hiburan, Budaya dan Seni pekan-ramadan-1439 Seni-Al-Banjari PT-Cipta-Aneka-Solusi pt-CAS



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Wahida Rahmania Arifah

Editor

Heryanto