INDONESIATIMES - Pengguna aplikasi chat WhatsApp jangan asal untuk mengimpor pesan ke Telegram. Lho, mengapa?
Menurut Zak Doffman, CEO Digital Barriers, tidak seperti WhatsApp dan Signal, Telegram merupakan platform berbasis cloud.
Baca Juga : Sebulan Sebelum Wafat, Mantan Bupati Malang ke-15 Menderita Sakit di Perutnya
Seperti diketahui, belakangan ini WhatsApp menjadi aplikasi chat yang mendadak dibandingkan dengan aplikasi lain seperti Signal hingga Telegram. Bahkan, fitur-fitur masing-masing aplikasi juga kerap dikomparasikan.
Hal itu terjadi lantaran kebijakan privasi baru yang akan diterapkan oleh WhatsApp. Bahkan Telegram secara terang-terangan mengajak pengguna WhatsApp untuk bermigrasi ke Telegram.
Di sisi lain, Telegram juga menawarkan untuk membawa serta history tukar pesan dari WhatsApp ke platform-nya.
"Dengan pengecualian niche 'obrolan rahasia', yang perlu diatur secara manual dan hanya berfungsi antara dua individu di satu perangkat, semua pesan Anda disimpan di cloud Telegram. Artinya, Anda dapat mengakses pesan tersebut dari banyak perangkat yang Anda inginkan. Dan jika Anda kehilangan perangkat, Anda tidak kehilangan konten apa pun," jelas Doffma dilansir melalui Forbes.
Namun, itu juga berarti bahwa pertukaran pesan yang pengguna lakukan di Telegram tidak dienkripsi secara end-to-end. Hal tersebut adalah perbedaan penting untuk WhatsApp dan Signal, yang keduanya menawarkan keamanan itu.
Sementara itu, Telegram mengenkripsi pesan antara perangkat dan cloud-nya, serta antara cloud dan kontak. Namun Telegram memegang kunci enkripsi ini. "Dan meskipun ada kebijakan untuk mengamankan kunci-kunci tersebut, ini sama sekali tidak mendekati enkripsi end-to-end," sambung Doffman.
Baca Juga : Bumi Arema Berduka, Mantan Bupati Malang ke-15 Tutup Usia
Telegram mengklaim cloud-nya lebih aman daripada Apple atau Google. “Itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa Telegram tidak pernah mengandalkan cadangan cloud pihak ketiga,” tutur founder Telegram Pavel Durov.
Kendati demikian, ada opsi yang memudahkan proses 'migrasi' tersebut ternyata memiliki celah keamanan untuk konten yang selama ini kamu lindungi. "Dia juga menunjukkan bahwa 'obrolan rahasia tidak pernah dicadangkan di mana pun', karena dienkripsi secara menyeluruh. Akan tetapi, dalam mengekspor riwayat obrolan WhatsApp ke cloud Telegram, Anda melakukan persis apa yang Durov jamin tidak terjadi dengan obrolan terenkripsi end-to-end Telegram sendiri. Ini adalah kontradiksi yang berbahaya," ungkap Doffman.
Sementara, Signal diketahui tidak menawarkan bentuk cadangan cloud apa pun. WhatsApp memang menawarkan cadangan tersebut. Tetapi untuk alasan keamanan, opsi itu harus dinonaktifkan dalam pengaturan meskipun pengguna akan kehilangan riwayat obrolan jika perangkat hilang.
"Jadi, Anda tidak seharusnya mengekspor riwayat obrolan WhatsApp Anda ke cloud pihak ketiga mana pun, termasuk Telegram, tanpa sepenuhnya memahami bahwa dengan melakukan itu, Anda menghapus keamanan yang saat ini melindungi konten Anda," saran Doffman.