Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Kecamatan Bumiaji Rawan Longsor, BPBD Batu Targetkan 15 Unit EWS

Penulis : Mariano Gale - Editor : Heryanto

30 - Dec - 2020, 22:34

Placeholder
Petugas BPBD Kota Batu saat melakukan pemasangan di Kecamatan Bumiaji. (Foto: ist)

MALANGTIMES - Pergerakan tanah yang memicu bencana tanah longsor rawan terjadi di Kota Batu yang didominasi topografi perbukitan berkontur miring.

Kondisi itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu telah memetakan beberapa wilayah di Kota Batu dengan kerawanan tinggi potensi longsor dengan menargetkan 15 unit pemasangan early warning system (EWS) pendeteksi tanah longsor.

Baca Juga : Lima Kejadian Bencana Terjadi, Ini Catatan BPBD Pemkab Malang

Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu, mengatakan, Kecamatan Bumiaji menjadi kawasan yang berpotensi tinggi rawan longsor karena topografinya berkontur miring. 

Titik-titik potensi longsor di Kecamatan Bumiaji berada di Sumber Brantas sisi timur laut, Tulungrejo, Gunungsari, Sumbergondo. Selain itu, satu titik berada di wilayah Songgokerto, tepatnya di kawasan wisata Payung.

“Saat ini 4 unit EWS telah dipasang. Keempat alat itu, satu berasal dari pengadaan melalui APBD. Satu lainnya bantuan dari BNPB dan dua unit lagi bantuan dari Dinas ESDM Provinsi Jatim,” ucap Agung, Rabu (30/12/2020).

Agung melanjutkan, akan menambah pemasangan alat pendeteksi longsor secara bertahap untuk merealisasikan 15 unit EWS.

"Tahun 2021 akan dilanjutkan penambahan enam unit lagi. Usulan itu sudah dianggarkan dalam keuangan daerah 2021. Pihak legislatif juga mendukung hal tersebut sebagai bentuk perlindungan kepada masyarakat," tambahnya.

Ia memaparkan, per unit alat pendeteksi longsor itu membutuhkan anggaran sekitar Rp 110 juta. Untuk ekstensometernya saja sekitar Rp 55 juta dan warning sistemnya sekitar Rp 47 juta.

Baca Juga : BNN Kabupaten Malang Beber Pemulihan Pecandu melalui Tahapan Ini, jika tidak Malah Fatal

Cara kerja alat ini mengidentifikasi pergerakan tanah yang dideteksi kabel baja  ekstensometer. Kabel baja akan tertarik dan mentransmisikan sinyal ke alat warning system. Sehingga membunyikan alarm, pertanda adanya pergeseran tanah atau gerakan tanah.

"Pemasangan alat tersebut diprioritaskan pada lokasi yang berada di kelerengan yang rawan bencana. Dan di bawahnya lereng terdapat permukiman dan kerapatan vegetasi mulai berkurang atau jarang," ujarnya.
 

 


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mariano Gale

Editor

Heryanto