MALANGTIMES - 50 penderita HIV AIDS di Kota Malang mendapatkan bantuan berupa sembako dari Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Pemberian bantuan tersebut dilakukan di aula Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang, di Jalan Sulfat, Senin (16/11/2020).
Baca Juga : Melalui Program Ketahanan Keluarga, Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Kuatkan PLKB dan Kader
Sekretaris Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Pipih Triastuti, mengatakan, bahwa bantuan yang diberikan kepada orang dengan HIV AIDS (ODHA) berasal dari Dinsos Jatim, yakni berupa sembako yang berjumlah 50.
"Itu bantuan dari Dinas Sosial provinsi (Jatim) untuk ODHA jumlahnya 50 orang. Bantuannya berupa sembako (beras, gula, minyak) tapi nilainya saya tidak tahu," kata Pipih.
Diakuinya, data tersebut diambil dari LSM yang menangani HIV AIDS dan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang.
"Data itu diambil dari LSM yang menangani HIV AIDS dan Dinkes. Dan kita ambilkan dari yang memang benar-benar secara ekonomi kurang mampu. Di Kota Malang sebenarnya lebih dari 50, cuma karena jatahnya segitu jadi kami menyesuaikan kuotanya. Sebelumnya provinsi sudah minta kami kirimkan datanya. Setelah dikirim baru tindak lanjutnya sekarang," ungkapnya.
Dinsos-P3AP2KB Kota Malang mengaku senang dengan bantuan yang diberikan oleh Dinsos Provinsi Jatim tersebut, apalagi pada masa pandemi Covid-19, perekonomian masyarakat juga cukup terganggu.
"Tiap tahun ada bantuan seperti ini, cuma jumlahnya bervariasi. Kadang 30 atau lebih, tergantung kuotanya. Yang dapat di Kota Malang ini gantian, karena kan se-Jatim juga ini. Kita senang saja karena dapat bantuan dari provinsi atau Kementerian Sosial, karena kalau mengandalkan APBD kan terbatas," terang dia.
Baca Juga : Dengungkan KB, Dinsos-P3AP2KB Ingin Masyarakat Bisa Rencanakan Siklus Reproduksi
Seperti diketahui, Dinsos-P3AP2KB Kota Malang dalam hal ini hanya sebagai pendamping ketika ODHA kembali ke masyarakat. Karena sebelumnya, stigma negatif terus terpancar dari penderita HIV AIDS, padahal mereka sangat membutuhkan sentuhan untuk bisa berkumpul kembali ke masyarakat.
"ODHA ini jarang juga kan bantuannya, maka itu perlu juga. Karena ODHA ini perlu diperhatikan kesehatannya, harus ada obatnya rutin, kontrol. Kami kan pendampingannya saja, supaya gimana ke depannya untuk melaksanakan fungsi sosia idi masyarakat. Terutamakarena pembimbingnya banyak di Dinkes," pungkasnya.