MALANGTIMES - Burung emprit, dulunya dikenal sebagai hama persawahan yang menyebabkan kerugian tanaman padi bagi para petani. Namun seiring dengan waktu, kini burung emprit mampu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meraup pundi-pundi rupiah lewat sebuah masakan, seperti halnya sate emprit.
Darmiyanto (58 tahun), warga Dusun Ngrancangan, Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri menjadi peracik resep masakan sate emprit tersebut.
Baca Juga : Kompetisi Terhenti, Gelandang Arema Hendro Siswanto Tekuni Bisnis Kuliner
Awalnya, bermula dari pembelian burung emprit hidup yang diwarnai untuk untuk bermain anak-anak kecil. Saat itu, dia melakukan uji coba untuk dimasak dan dikonsumsi. Hingga sampai saat ini, Maryono mempunyai sebuah rumah makan yang dinamakan Depot Sate Emprit Mbah Darmo.
"Awalnya beli 200 ekor, besoknya mati setengah karena stres, dan sisanya kami bakar seperti sate ayam. Dicoba dan enak, lanjut kita jual. Mulai dari hal itu, sate emprit berdiri, lanjut sampai sekarang," kata Maryono.
Diketahui, Maryono, telah berjualan sate emprit semenjak tahun 2006 dan mempunyai banyak penggemar. Saking terkenalnya, para penggemar datang dari dalam maupun luar daerah Kabupaten Kediri.
Selain rasanya yang enak, khasiat dari onsumsi olahan burung emprit ini menjadi alasan bagi banyak masyarakat memburu sate emprit.
"Ini dipercaya berkhasiat untuk mengobati sakit sesak, jantung lemah, juga untuk menambah stamina," terangnya.
Untuk harga, ia memasang tarif sate emprit satu porsi seharga 25.000 rupiah untuk 20 tusuk sate. Selain sate emprit, Maryono juga menyediakan menu lain dari jenis burung emprit. Seperti emprit goreng dan krengsengan yang dijual dengan harga 15.000 rupiah per porsi.
"Yang paling diminati, menu emprit goreng sama sate," ucapnya.
Baca Juga : Guncang Lidah dengan Aneka Seafood Segar Ala Ocean Garden, Bikin Nagih!
Dalam penjualannya, masakan olahan burung emprit tersebut mampu menghabiskan sebanyak 300 sampai 500 ekor per hari. Bahkan kalau hari libur tiba, ia mampu menjual mencapai 1.000 ekor per hari.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan untuk pengolahan burung emprit. Ternyata mempunyai cara-cara khusus agar tekstur masakan tidak mengeras. Sebab setelah menjadi masakan, sate emprit dapat dinikmati bersamaan dengan daging dan tulang-tulangnya.
Menurutnya, sebelum proses pembakaran, daging harus direndam dengan parutan nanas dan air agar dagingnya lunak. Selain itu, rendaman tersebut menghilangkan bau amis ketika disajikan.
"Direndam sebentar sebelum dibakar. Biar lunak empuk, akhirnya kan tulangnya langsung bisa dimakan," jelasnya.
Untuk memenuhi bahan baku burung emprit, dirinya mengaku mendapatkan dengan cara menjaring di persawahan. Apabila belum mampu mencukupi kebutuhan setiap harinya, Maryono mendapatkan burung emprit melalui pemasok dari luar daerah Kabupaten Kediri.