MALANGTIMES - Ingin kembali menggeliatkan dunia pariwisata di tengah pandemi Covid-19, Dinas Pariwisata Kota Batu berupaya dengan menggelar Lomba Layang-Layang Hias di Sendratari, Kelurahan sisir, Kecamatan Batu, Minggu (8/11/2020). Untuk pertama kalinya digelar, angin kencang tetapi santai mendukung para pelayang yang menerbangkan layangannya.
Kurang lebih ada 100 peserta yang mengikuti lomba layang-layang hias tersebut. Tidak disangka event perdana ini menjadi daya tarik pelayang dari berbagai daerah yakni, Bali, Jogjakarta, Tuban, Mojokerto, Malang Raya, Ponorogo, Tulungagung, Gresik, dan sebagainya.
Baca Juga : Menelisik Keturunan Rasulullah SAW, Benarkan Masih Ada?
Para peserta yang datang pun antuasiasnya tinggi, karena didukung dengan angin yang kencang tetapi santai karena juga ingin menunjukkan kepada penonton layang-layang hias yang kreatif dan indah. Misalnya saja layang-layang berbentuk kepala Rajawali yang dibawa dari Jogjakarta.
Layang-layang itu memiliki panjang 110 meter yang memiliki harga Rp 13 juta. Untuk bisa menerbangkan layangan tersebut membutuhkan tim kurang lebih 5-10 orang dan waktu beberapa menit karena harus ditata terlebih dahulu.
Setelah mampu diterbangkan, pelayang harus bisa mempertahankan layangannya di atas langit. “Anginnya luar biasa tipis tapi santai, angin kenceng. Untuk datang ke lomba ini persiapan 3 hari, dan 2 minggu,” ungkap Pelayang Jogjakarta, Nurma Setyawan.
Meskipun digelar di tengah pandemi Covid-19, mereka yang datang harus memperhatikan protokol kesehatan. Yakni dengan menggunakan masker, dan tetap menjaga jarak.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, jika biasanya perlombaan ini digelar di pinggir pantai, kali ini Pemkot Batu ingin mencobanya di daerah pegunungan. Tentunya sebagai upaya menarik wisatawan agar datang ke Kota Batu di era new normal dengan menerapkan protokol kesehatan untuk memulihkan perekonomian.
Ya dengan menjaga protokol kesehatan, tetapi juga tetap bisa bersenang-senang. “Kota Batu pertama kali menggelar lomba layang-layang hias. Jika biasanya tempat favorit di pinggir pantai, kali ini dicoba bagaimana di gunung mengadakan lomba ini,” ucapnya.
Lantaran menarik, Dewanti pun meminta agar event tersebut bisa menjadi agenda tahunan. Dan untuk memberikan ruang bagi pelayang.
Baca Juga : Seorang Nenek di India Kaya Mendadak, Temukan Ikan Mati 52 Kg yang Laku Dijual Rp 60 Juta
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Siddiq menambahkan, melihat antusias yang tidak disangka tinggi itu pihaknya akan menjadikan event tersebut digelar setiap tahunnya. Sebab ternyata Kota Batu digemari pelayang nasional hingga international.
“Melalui event ini ingin mensukseskan pariwisata di Kota Batu. Dengan menyesuaikan ritme di tengah pemulihan dari pandemi Covid-19, event layang-layang ternyata dipercaya jadi jujukan wisatawan,” terangnya.
Sedang dalam perlombaan ini kategori yang dilombakan hanya satu yakni hias. Dengan penilaian di antaranya, kreativitas, awal terbang, kondisi saat terbang, ketahanan, dan kecantikan.
Juga dibuka oleh Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko bersama wakilnya Punjul Santoso yang menjajal layang-layang milik peserta.