MALANGTIMES - Kebutuhan tes untuk menentukan pasien terindikasi positif Covid-19 atau tidak melalui Polymerase Chain Reaction (PCR) swab di Kota Malang mengalami gangguan.
Pasalnya, 2 dari 3 rumah sakit yang menyediakan alat PCR-swab tersebut tengah mengalami kerusakan teknis. Keduanya yakni Rumah Sakit Lavalette dan Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB).
Baca Juga : Maksimalkan Protokol Kesehatan, Pasar-Pasar Ini Terapkan Layanan Belanja Online
"Mulai minggu kemarin kayaknya, ada alat PCR yang lagi off. Itu yang ada di Lavalette, kemudian menyusul yang di UB. Mulai kemarin UB sudah tidak bisa menerima sample swab yang baru, hanya akan menyelesaikan yang sebelum-sebelumnya karena juga ada gangguan di mesin PCR-nya," ujar Juru Bicara Gugus Satgas Covid-19, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif.
Dengan begitu, saat ini untuk sementara hanya Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang yang bisa menerima uji spesimen untuk tes swab pasien.
Itupun, dijelaskan Husnul, bahwa RSSA hanya bisa menerima sampel dalam jumlah yang terbatas dan dengan ketentuan gejala tertentu.
"Sehingga yang bisa di Kota Malang itu hanya Saiful Anwar (RSSA). Itu bisa memeriksa dengan beberapa ketentuan, adalah yang PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Sedangkan untuk pasien yang follow up untuk di Saiful Anwar itu belum bisa karena keterbatasan," jelasnya.
Karenanya, dalam hal ini Gugus Satgas Covid-19 Kota Malang telah mencari beberapa alternatif pengganti untuk pengiriman spesimen pasien agar bisa dilakukan uji swab.
Namun, yang bisa untuk menerima uji spesimen pasien tersebut adalah di laboratorium Institute Tropical of Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Baca Juga : Tertular dari Orang Tua, Anak dari ASN Kota Batu Positif Covid-19
"Kami mencari beberapa alternatif, untuk bisa diperiksa. Kita komunikasikan yang ada di Surabaya, ternyata BBTKL (Balai Besar Teknik Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) itu juga masih belum bisa untuk menerima sampel. Yang bisa setelah kita komunikasikan adalah lab ITD Unair," imbuhnya.
Meski begitu, dikatakannya untuk Laboratorium ITD Unair tersebut juga hanya menerima spesimen dalam jumlah terbatas. Yakni, hanya 10 VTM (viral transport medium atau media pembawa virus) dalam sehari.
VTM merupakan media untuk membawa spesimen sampel lendir hidung dan tenggorokan pasien untuk di bawa ke laboratorium tersertifikasi untuk diuji lebih lanjut apakah positif atau negatif Covid-19.
"Itu juga terbatas, sehari hanya bisa menerima 10 VTM bukan sepuluh orang," tandasnya.