MALANGTIMES - Dalam sepekan terakhir, kasus positif Covid-19 di Kota Malang meningkat drastis.
Hingga kemarin (Sabtu, 20/6/2020) total kasus yang tercatat mencapai angka 137.
Baca Juga : Meluas, Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Malang dari 3 Menjadi 15 Kecamatan
Dari jumlah tersebut, sebagian besar penyumbang kasus positif Covid-19 berasal dari kluster keluarga.
Hal inilah yang menjadi perhatian khusus bagi dunia kesehatan, sebab tak sedikit juga kluster keluarga menularkan virus ini kepada anak-anak.
Wakil Direktur Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, dr Syaifullah Asmiragani menyatakan eksistensi kluster keluarga yang semakin meningkat di Kota Malang kiranya bisa menjadi perhatian setiap warga.
Sebab, pola penularan antar keluarga ini dikatakannya cenderung lebih cepat ketika satu pasien terjangkit berada satu rumah dengan anggota keluarga lainnya.
“Memang kluster keluarga ini sedang meningkat. Saya pikir ini harus benar-benar diperhatikan warga karena pada akhirnya memang warga sendiri yang bisa melindungi dirinya sendiri,” ujarnya.
"Dari kasus yang kita temui kebanyakan anak muda menulari yang lebih tua atau anak menularkan ke orang tua," lanjutnya, belum lama ini.
Pola penularannya, ketika sang anak misalnya sebelumnya melakukan perjalanan dari luar kota kemudian pulang ke rumah tanpa sadar membawa virus.
Hal itulah yang akhirnya menularkan kepada anggota keluarganya.
Di samping itu, pasien anak-anak juga rentan tertular Covid-19 dari kluster keluarga.
Data yang menjalani perawatan di RSSA hingga 16 Juni 2020 lalu terdapat sekitar 20 an pasien anak-anak dengan rentang usia 0-9 tahun.
Baca Juga : Klaster Keluarga di Kota Malang Meningkat, Sutiaji: Tak Ada Lagi Isolasi Mandiri
Menurutnya, sebagian besar anak-anak ini bisa jadi tertular Covid-19 dari orang-orang terdekatnya, baik itu orang tua, hingga kerabat dekatnya.
Ataupun sebaliknya, sang balita yang menularkan ke orang tuanya.
“Anak kecil itu biasanya tidak mau ditinggal orang tuanya terutama ibunya, makannya waktu perawatan pasti ditemani. Anak nalurinya kalau ndak digendong ibunya akan nangis, orang tua juga tidak tega,” terangnya.
"Padahal standarnya perawatan pasien positif Covid-19 tidak boleh ada anggota keluarga yang menemani. Di sinilah akhirnya ibunya ikut tertular dan menjadi pasien juga," imbuh dokter spesialis Orthopaedi dan Traumatologi ini.
Dalam hal ini Syaifullah meminta bagi masyarakat untuk membentengi diri dengan mematuhi pencegahan Covid-19. Yaitu, dengan mengikuti aturan physical distancing.
Kemudian, menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menerapkan cuci tangan setiap akan dan setelah beraktivitas, dan menjaga imunitas tubuh dengan pola makan bergizi seimbang.
"Edukasi dan sosialisasi itu pasti sudah dilakukan. Tetapi tetap masih ada saja masyarakat yang cuek. Yang harus dipahami adalah virus ini kan tidak terlihat. Dia bisa berada dimana saja, menjangkit siapa saja. Jika bukan dari diri sendiri yang menjaga siapa lagi," tandasnya.
Hingga saat ini RSSA Kota Malang sendiri, telah merawat sekitar 30-an orang pasien Covid-19 dari berbagai daerah, di antaranya mulai Malang Raya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Probolinggo. Di mana, dominasinya tetap pada pasien orang tua.