Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Terbukti Ampuh, Profesor Ini Beberkan Resep Obat Penangkal Virus Covid-19

Penulis : Pipit Anggraeni - Editor : A Yahya

07 - May - 2020, 20:33

Placeholder
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri

MALANGTIMES - Beberapa bulan terakhir, masyarakat Indonesia masih dikhawatirkan dengan menyebarnya virus covid-19. Karena sampai saat ini, jumlah kasus konfirmasi positif terus bertambah. Sedangkan obat-obatan yang dibuat untuk mencegah ataupun menyembuhkan virus tersebut masih belum juga diumumkan.

Baca Juga : Pasien Covid-19 yang Sembuh Bisakah Terinfeksi Lagi?

Jika kita ingat, Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya beberapa saat lalu sempat menyampaikan jika empon-empon dapat menjadi salah satu penangkal virus covid-19 atau virus corona. Melalui penelitian yang dibuat, empon-empon dipastikan memiliki manfaat untuk ketahanan tubuh.

Meski ada beberapa yang tak sependapat dengan UNAIR, namun Rektor Universitas Brawijaya Malang periode 2014-2015, Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, menyebut jika hasil penelitian yang dilakukan UNAIR tersebut bukanlah sebatas omong kosong. Karena dari uji klinis, empon-empon memiliki kandungan luar biasa untuk ketahanan tubuh.

Guru Besar Teknik Pengairan itu menyampaikan, dia sebelumnya telah melakukan uji klinis terhadap daun sirih yang juga menjadi salah satu bagian dari obat tradisional Indonesia. Hasilnya, 80 persen hingga 90 persen kandungan dalam daun sirih dapat meningkatkan pertahanan tubuh bahkan membunuh virus jahat.

"Dan sebelum dilakukan lab, daun sirih sebenarnya sudah lolos uji klinis. Karena nenek moyang kita dari dulu juga konsumsi sirih. Salah satunya ya dipakai untuk susur, dan terbukti gigi nenek buyut kita bagus-bagus nggak ada yang bolong," terangnya saat dihubungi, Kamis (7/5/2020).

Sampai saat ini, Bisri pun rutin meminum jamu-jamuan yang berbahan dasar daun sirih dan jahe. Dua bahan itu kemudian direbus dengan air sebanyak satu gelas besar. Selanjutnya dibiarkan mendidih hingga volume airnya menjadi tinggal separo atau 50 persen dari jumlah air yang dimasukkan awal-awal.

Rebusan air daun sirih dan jahe itu kemudian ditambah dengan madu. Kemudian dikonsumsi saat masih hangat. Kandungan dari jamu-jamuan tersebut pun menurutnya sangat terasa manfaatnya, terutama dalam menjaga ketahanan tubuh.

"Saya membuatnya lima daun sirih ditambah jahe secukupnya dan satu gelas (ukuran besar) air. Lalu ditambah madu. Untuk pencegahan sekali sehari, kalau sakit tiga kali sehari," imbuhnya.

Bukan hanya sirih dan jahe serta madu, dari beberapa penelitian lain yang dilakukan alumnus UB, disebutkan jika rebusan air kunir, jahe, dan temulawak juga sangat ampuh untuk ketahanan tubuh. Alternatif lainnya adalah rebusan air jahe dan daun pelaya dan ditambahkan dengan madu.

Selain itu, sudah terbukti pula adanya ramuan herbal yang terbuat dari jinten hitam dan batang nanas untuk mengobati orang yang sedang sakit. Salah satunya saat mengidap sinusitis.

Bisri menyebut, penelitian atas beberapa alternatif yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia itu sudah banyak. Sehingga dia sangat berharap agar pemerintah lebih serius mengembangkan penelitian yang dibuat tersebut.

"Jika begini terus, kita tidak akan ada kepastian kapan ini semua akan selesai," imbuhnya.

Lebih jauh Bisri menyebut, saat ini upaya penanganan yang dilakukan pemerintah hanya sebatas pada proses pencegahan atau sebatas antisipasi. Sementara akar permasalahan yang berasal dari virus itu sendiri seolah dilupakan. Padahal, selain pencegahan, upaya pencabutan akar permasalahan jauh lebih penting.

Menurutnya, upaya pencegahan yang dilakukan mulai dari social distancing, physical distancing, hingga penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak akan berjalan maksimal tanpa adanya metode penyerangan. Salah satunya adalah melalui obat-obatan tersebut.

Baca Juga : Ngobrol Live Bersama Dinkes Kota Malang soal Covid-19, ODR hingga OTG Dikupas Tuntas

"Penanganan kita masih sebatas metode bertahan. Sedangkan metode menyerang seolah dilupakan," tambah Bisri.

Penanganan yang hanya sebatas bertahan dan antisipasi itu menurutnya telah banyak mengeluarkan energi dan uang negara. Meskipun upaya pencegahan itu juga penting, namun menciptakan senjata tubuh yang berupa obat-obatan ini juga dia nilai jauh lebih penting.

"Sekarang kan sudah ada budaya yang bagus. Kemana-mana kenakan masker, rutin cuci tangan, jaga jarak, maka sekarang bisa ditambah untuk kembali pada budaya kita konsumsi jamu-jamuan. Apa salahnya jika kita tangani pandemi tak hanya fokus dengan standart kesehatan dunia, tapi juga memanfaatkan kearifan lokal kita," imbuhnya.

Gerakan meminum jamu-jamuan itu menurutnya juga sudah banyak digerakkan masyarakat. Kelurahan tenoatnya tinggal bahkan sudah melakukan sosialisasi kepada warganya atas khasiat dari empon-empon untuk ketahanan tubuh. Sehingga, tak sedikit masyarakat yang sudah mulai mengkonsumsi air rebusan empon-empon.

"Saya sadar membuat vaksin itu berproses. Tapi apa salahnya jika kita gunakan kearifan lokal yang sudah terbukti keampuhannya sejak dulu," tegas Bisri.

Dia pun kembali menekankan agar pemerintah lebih serius dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan jamu-jamuan. Sehingga masyarakat merasa lebih tenang dan tak takut berlebihan saat beraktivitas. Tentunya juga dengan memperhatikan anjuran dari dunia kesehatan.

"Saya sepakat dengan jaga jarak, mengenakan masker dan lain sebagainya. Tapi memiliki senjata untuk pertahanan hidup itu juga tak kalah penting," katanya lagi.

Selain itu, dia juga yakin jika jamu-jamuan tersebut pada dasarnya bisa dijadikan sebagai obat bagi pasien yang positif covid-19. Sehingga, dia berharap agar penanganan positif ataupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tak semuanya dilakukan di rumah sakit. Melainkan bisa dilakukan di rumah dengan cara karantina mandiri.

Tentunya dengan dukungan finansial dari pemerintah. Selanjutnya, pasien dan juga keluarganya dapat mengkonsumsi jamu-jamuan tersebut. Sehingga, hanya pasien dengan kasus atau keluhan yang serius saja yang dirawat di rumah sakit.

"Karena jika semua dirawat di rumah sakit, resikonya akan lebih besar. Sekarang sudah banyak tenaga medis yang juga positif covid-19," terangnya.

 


Topik

Kesehatan malang berita-malang berita-hari-ini pandemi-covid19 Rektor-Universitas-Brawijaya-Malang Rektor-UB-periode-2014-2015 Prof.-Dr.-Ir.-Mohammad-Bisri Resep-Obat-Penangkal-Virus-Covid19 empon-empon



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Pipit Anggraeni

Editor

A Yahya