MALANGTIMES - 150 orang dari The Asia Foundation berasal seluruh Indonesia terdiri dari 17 kota/kabupaten terbelangan saat mengunjungi Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama atau Desa Toleran di RW 06, Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Jumat (17/1/2020). Lalu apa yang membuat desa itu beda dengan lain hingga membuat para pengunjung terkesan?
“Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama itu sudah ada sejak sebelum dicanangkan. Kenapa Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) Kota Batu mencanangkan? karena sudah tercover dilaksanakan kerukunan umat beragama,” kata Ketua FKUB Kota Batu Muhammad Ruba’i.
Baca Juga : Menag Minta Tarawih Dilakukan di Rumah, Salat Id Ditiadakan, dan Halal Bihalal Online
Desa itu dicanangankan lantaran memiliki indikator hidup berdampingan, meskipun yang tinggal di sana memeluk agama yang berbeda-beda. Mulai dari agama Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan sebagainya.
“Lalu ada masjid dan gereja yang berdampingan. Lalu ada vihara di kampung ini,” imbuhnya kepada MalangTIMES.
“Tanpa dipaksakan kerukunan sudah diberlakukan setiap hari. Misalnya setiap perayaan Natal sebelumnya, umat yang agamanya berbeda mengucapkan selamat dengan berkeliling ke rumah satu ke yang lain,” tambah Ruba’i.
“Hal itu juga dilakukan saat Idul Fitri, dan sebaliknya. Dan itu dilakukan setiap ada perayaan apa pun itu,” jelasnya.
Sementara itu Mochamad Mustafa asal Jakarta menambahkan, semakin sedikit kampung layaknya di Desa Mojorejo itu. Melihat seperti ini isu keberagaman di Indonesia saat ini cukup banyak.
Baca Juga : Dua Pekan, PCNU Kabupaten Malang Lakukan Penyemprotan Disinfektan di 17 Ribu Titik
“Bahwa ada kampung bagus seperti ini tidak muncul dipermukaan cukup sayang. Ini harus jadi contoh, jadi pelajaran untuk tempat lain,” ujar Mustafa.
“Desa ini luar biasa, satu hal menemukan masjid berdampingam dengan gereja dan tidak ada konflik itu sangat perlu diangkat dipermukaan,” tutupnya.