MALANGTIMES - Pusat perbelanjaan Malang Town Square (Matos) Sabtu (28/12/2019) pagi mendadak ramai diperbincangkan di grup media sosial Facebook karena salah satu pengunjung mengeluhkan pelayanan yakni di toilet yang harus membayar penuh ketika hanya mengantar anaknya.
Menjelang penutupan tahun 2019 biasanya pusat perbelanjaan akan ramai didatangi oleh pengunjung, baik dari dalam kota maupun luar kota. Karena di Kota Malang sendiri ada lebih dari 3 pusat perbelanjaan dan itu setiap harinya juga banyak pengunjungnya.
Baca Juga : Petugas Operasi Cipkon di Warung Kawasan Militer, Bagaimana Situasinya?
Dengan ramainya pengunjung, biasanya pusat perbelanjaan juga meningkatkan pelayanannya agar pengunjung bisa merasa puas ketika hendak menggunakan fasilitas atau bahkan belanja.
Tapi hal berbeda yang harus diterima oleh Matos karena salah satu pengunjungnya mengeluhkan pelayanan salah satu pegawai yang menjaga toilet.
Keluhan tersebut juga langsung disampaikan oleh pengunjung tersebut di grup Facebook bernama Komunitas Peduli Malang pada Sabtu (28/12/2019) kira-kira pukul 8.30 WIB. Adalah akun bernama Nur Hidayat Andi yang menuliskan sebuah keluhannya yang terjadi di restroom lantai dasar pada Jum'at (27/12/2019) malam.

"@manajemenmatos. Kejadian semalam, di restroom lantai dasar. Saya mengantar anak saya (balita) buang air kecil, setelah selesai seperti sebuah kewajiban saya beri anak saya uang 2000 untuk diberikan kepada mbak penjaga restroom dari PT. WIS. Alangkah kagetnya saya ketika si mbak dengan nada tinggi bicara "masuk 3 bayar 3". Ketika saya konfirmasi, si mbak ngotot dengan sinisnya "walaupun gak ngapa2in masuk restroom harus bayar!!!!" Bukan masalah nilai uangnya. Apakah PT WIS mengajarkan anak belum mandiri untuk "PIPIS MANDIRI"? Aneeh saja menurut saya, kita antar anak masuk toilet harus bayar..... Padahal yg dewasa (pengantar) gak lapo lapo... Pertanyaannya, apakah toilet berbayar adalah instruksi/program managemen matos? Semoga klo ada karyawan, management PT WIS, MATOS di grub ini bisa coret2 di komentar.
#silahkan bully, saya akan lihat," tulis Nur Hidayat Andi pada grup Komunitas Peduli Malang.
Dari tulisan tersebut sudah jelas tertera bahwa pengunjung itu kecewa dengan pelayanan penjaga restroom karena merasa hanya mengantarkan anaknya untuk buang air kecil. Lebih dari itu akun bernama Nur Hidayat Andi itu juga mengeluhkan karena sikap penjaga restroom yang bersikap sinis bahkan sempat berkata dengan nada tinggi.
Sementara itu, manajemen Matos melalui Marketing Communication Manager Sasmita Rahayu mengatakan bahwa ia belum mengetahui hal tersebut ketika MalangTIMES bertanya. "Saya belum tahu itu, bagaimana ya?," ucapnya.
Dan ketika MalangTIMES menceritakan sedikit gambaran bagaimana keluhan dari salah satu pengunjungnya, Sasmita mengatakan bahwa tidak mungkin semua pegawai didalam Matos seperti itu. "Mungkin itu oknum ya, karena itu yang mengelola outsourcing ya. Jadi bukan langsung Matos," katanya.
Lanjut Sasmita, ia mengaku permasalahan seperti itu akan menjadi catatan bagi Matos karena musim liburan tentu akan mempengaruhi kepada pengunjung yang tiba. "Lebih lanjut saya harus baca itu dulu, lalu saya harus diskusi dengan manajemen. Berkaitan dengan sosmed ini kami tidak main-main," ungkapnya.
Baca Juga : Beredar Video Perampokan di Tidar, Malang, Polisi Sebut Hoaks
Disisi lain, kota lain seperti Banjarmasin dan Makassar sudah menggratiskan toilet yang ada di mall atau pusat perbelanjaan. Hal itu karena pemerintah daerah setempat menginginkan masyarakat bisa menikmati fasilitas, karena mereka sudah melakukan transaksi di tempat tersebut dan tentunya juga membuat pendapatan di pusat perbelanjaan itu meningkat.

Sementara, dari postingan yang ditulis oleh Nur Hidayat Andi itu banyak komentar yang mampir. Bahkan rata-rata memang mengeluhkan karena toilet berbayar.
Seperti yang di tulis akun @Rifky Ghufron "Emane mall segede matos toilete sek bayar, dk jkarta malah lomba apik"an mewah"an toilet dan kebanyakan gratis yg byar tuh malah toilet" kotor," atau dalam bahasa Indonesia "Sayang mall sebesar Matos toiletnya masih bayar, di Jakarta justru berlomba untuk membuat toilet bagus, mewah dan kebanyakan gratis, yang membayar malah toilet kotor," tulisnya.
Lalu juga ada komentar dari akun @Ivan Valentz "Batu Malang jan kemaruk mall nya.. di Sidoarjo ga da mall dg toilet berbayar.. pdhl toilet sgt bersihhh," dalam bahasa Indonesia "Batu Malang mall nya kebangetan, di Sidoarjo tidak ada mall dengan toilet berbayar, padahal toiletnya sangat bersih," tulisnya dalam kolom komentar.