JATIMTIMES - Layanan Angkutan Pelajar Gratis (Apel Gratis) di Kota Batu bakal dihentikan untuk sementara waktu. Layanan tersebut dipastikan tidak akan bisa diakses siswa untuk aktivitas sekolah sejak tanggal 18 Desember 2025.
Keputusan tersebut diumumkan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu pada 15 Desember 2025 kemarin. Informasi itu dibenarkan oleh Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu Hari Juni Susanto. Penghentian operasional armada apel gratis itu salah satunya yakni menginjak libur panjang pada akhir semester tahun ini.
Baca Juga : Hadapi Momen Nataru, Tiga Sektor Ini Jadi Atensi Pemkot Batu
"Kemudian, tahun anggaran 2025 juga sudah habis di tanggal itu, akhirnya layanan tidak bisa diteruskan dulu," kata Hari Juni saat dikonfirmasi, Selasa (16/12/2025).
Namun tindak lanjut dari keputusan itu, pihak Dishub hanya akan menyetop layanan sementara. Dipastikan layanan bisa kembali diakes pada awal tahun 2026.
"Kemungkinan bulan Januari sudah operasional lagi saat memasuki tahun ajaran baru," tegas Hari.
Dalam pengumuman dijelaskan kepada wali siswa, dan siswa yang merupakan pengguna apel gratis bisa menggunakan angkot biasa dengan berbayar.
Dikonfirmasi terpisah, Koordinator Apel Gratis Jalur Batu-Songgoriti David Ramadan mengaku sangat menyayangkan keputusan tersebut. Pasalnya, belum seluruh sekolah sudah memasuki libur semester. "Masih ada yang masuk seperti di SMPN 1 Batu itu, baru libur tanggal 22 Desember nanti," bebernya.
Artinya, selama dua hari siswa bakal dikenakan tarif pelajar selama mengakses angkot. Idealnya tarif untuk pelajar mencapai Rp3 ribu per sekali layanan. Meski begitu, David mengaku tak ingin menarik biaya kepada pelajar meski sudah tidak disupport Pemkot Batu.
Baca Juga : Atap Rumah Warga di Desa Sumberejo Kota Batu Rusak Diterjang Angin Kencang
Dirinya cukup menyayangkan mengenai perhitungan tahun anggaran untuk armada apel gratis. Sebab, selama dua tahun terakhir, kejadian serupa tidak pernah terjadi pada layanan tersebut. Justru layanan itu memberikan nilai manfaat bagi pelajar dan orang tua.
"Seharusnya saat Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) bulan Oktober lalu, layanan ini diperhitungkan karena peminatnya banyak," imbuh dia.
Meski hanya dua hari tidak melayani, dirinya menilai penarikan tarif untuk pelajar cukup menjadi catatan. "Semoga ini jadi bahan evaluasi juga untuk operasional apel gratis ke depannya," tutup David.
