JATIMTIMES - Program tanam anggrek yang digagas STIE Malangkuçeçwara (ABM) menuai apresiasi dari dua anggota dewan yang juga alumni kampus yang dulu bernama Akademi Bank Malang (ABM). Mereka menilai inisiatif itu bukan hanya mempercantik wajah kampus, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendukung kelestarian lingkungan sekaligus memperkuat citra Malang sebagai kota bunga.
Anggota DPRD Provinsi Jatim, Puguh Wiji Pamungkas, menyebut program ini sejalan dengan visi ABM yang sejak lama berkomitmen menjaga ruang terbuka hijau (RTH). Dari total luas kampus, setidaknya 50 persen dimanfaatkan untuk RTH yang ditanami pepohonan dan kini diperindah dengan kehadiran anggrek-anggrek berwarna cerah. “Saya pikir apresiasi yang setinggi-tingginya ya, karena sejak berdiri sampai sekarang ABM konsisten menjaga setengah arealnya untuk ruang terbuka hijau. Dengan tambahan program tanam anggrek, bukan hanya udara yang tetap segar, tetapi juga estetika kampus makin kuat,” ujarnya belum lama ini ketika ditemui di Kampus ABM.
Baca Juga : 5 Jurusan Kuliah S1 dengan Gaji Tinggi dan Cepat Balik Modal, Referensi SNBP dan SNBT 2026
Menurut Puguh, keberadaan anggrek di area kampus membawa pesan ekologis dan kultural sekaligus. “Di tengah isu climate change dan pemanasan global, kontribusi ABM sangat terasa. Anggrek-anggrek itu bukan sekadar hiasan, tapi simbol yang memperkuat identitas Malang sebagai kota hijau dan kota bunga. Jadi ikon kota ini bukan hanya kota pendidikan, tapi juga kota wisata yang segar dan asri,” paparnya.
Puguh menambahkan, keberadaan taman anggrek juga membentuk miliu belajar atau suasana akademik yang sehat. “Lingkungan yang baik menciptakan budaya belajar yang positif. ABM sudah membuktikan itu dengan RTH dan spot-spot anggrek yang tropis, alami, dan menyegarkan. Mahasiswa jadi betah berlama-lama belajar,” katanya.
Sementara itu, Indra Permana , anggota DPRD Kota Malang yang juga lulusan ABM, menilai program tanam anggrek memperkaya kualitas atmosfer belajar mahasiswa. “ABM ini ideal banget ya. Ruang terbuka hijaunya luar biasa, lebih dari 50 persen. Ditambah dengan program anggrek, suasana kampus jadi indah sekaligus menyejukkan. Itu jelas membantu mahasiswa lebih konsentrasi dalam belajar,” tuturnya.
Indra menegaskan, atmosfer hijau bukan sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan penting dalam proses pendidikan. Kehadiran taman anggrek menurutnya memberi semangat tambahan bagi mahasiswa untuk mengembangkan karakter dan fokus pada studi. “Kalau belajar tidak ditopang suasana yang segar, hasilnya bisa kurang maksimal. Tapi dengan RTH dan keindahan anggrek ini, ABM terbukti bisa mencetak mahasiswa yang tidak hanya pintar, tapi juga berkarakter,” jelasnya.
Ia berbagi pengalaman pribadinya saat menempuh studi di kampus tersebut. Ia masuk S1 pada 2001 dan melanjutkan S2 pada 2020. Suasana kampus yang rindang disebutnya sangat berpengaruh terhadap prestasi akademiknya. “Konsentrasi belajar jadi penuh sekali. Alhamdulillah IPK saya 3,9 baik di S1 maupun S2. Itu indikator nyata bahwa ABM memang tempat yang layak untuk belajar,” ujarnya.
Baca Juga : Tips Memilih Sekolah IIBS yang Ramah Anak
Dengan program tanam anggrek, STIE Malangkuçeçwara dinilai telah menempatkan diri lebih dari sekadar institusi pendidikan. Kampus ini menjadi bagian penting dalam menjaga identitas Malang sebagai kota bunga. Anggrek-anggrek yang mekar di tengah ruang terbuka hijau bukan hanya menjadi daya tarik visual, tetapi juga simbol kesinambungan antara ilmu pengetahuan, budaya, dan ekologi.
Konsistensi ABM dalam merawat lingkungan dan menghadirkan program-program berbasis hijau membuatnya kian menegaskan diri sebagai kampus yang ramah lingkungan sekaligus ramah mahasiswa. Tidak berlebihan jika kemudian ABM disebut sebagai salah satu wajah Malang yang modern, sejuk, dan tetap berakar pada tradisi kota bunga.