JATIMTIMES – Suasana Aula Terbuka Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar pada Jumat, 12 September 2025, terasa berbeda. Ratusan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan larut dalam lantunan shalawat yang dipadu semarak Dies Natalis kampus ke-22. Dua momentum berpadu: penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW melalui Tadhim Maulid, sekaligus perayaan capaian panjang sebuah perguruan tinggi yang tumbuh dari Blitar dan kini menjadi kebanggaan daerah.
Acara bertajuk “Maulid Nabi Penuh Cinta, Dies Natalis Penuh Rasa dan Makna” ini menghadirkan ulama kharismatik KH. Muhtar Luby, M.A., pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Mutaalimin. Hadir pula penyanyi religi sekaligus mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Unisba, Alfina Nindiyani, yang menambah khidmat perayaan.
Baca Juga : Ramai Isu Cerai dan Tilep Uang, Intip Kekayaan Fantastis Ahmad Assegaf Suami Tasya Farasya
Dalam sambutannya, Rektor Unisba Blitar Dr. H. Soebiantoro, M.Si. menekankan bahwa peringatan Maulid Nabi harus menjadi ruang refleksi bagi civitas akademika. Menurutnya, kecintaan kepada Rasulullah SAW tidak berhenti pada seremoni, tetapi diwujudkan dalam meneladani akhlak mulia: jujur, amanah, sabar, pekerja keras, serta membawa rahmat bagi semesta alam.
“Dies Natalis kali ini bukan sekadar perayaan, tetapi momentum untuk melangkah lebih maju. Dengan semangat cinta Nabi, rasa syukur, dan kerja sama yang kuat, insya Allah Unisba Blitar akan semakin berprestasi, unggul, dan menjadi kebanggaan Blitar Raya,” ujarnya.
Rektor juga menekankan bahwa Dies Natalis ke-22 adalah wujud syukur sekaligus refleksi. “Penuh rasa berarti hadir dengan cinta dan komitmen membesarkan kampus ini. Penuh makna berarti menjadikannya pijakan untuk masa depan,” katanya.
Unisba Blitar memanfaatkan momentum perayaan ini untuk memaparkan pencapaian akademik dan kelembagaan. Tahun 2024–2025, sejumlah program studi berhasil memperoleh akreditasi “Baik Sekali”. Kampus juga menyiapkan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) agar lebih responsif terhadap kebutuhan dunia kerja.
Ekosistem kewirausahaan mahasiswa diperkuat melalui Koperasi Syariah, galeri investasi Bursa Efek Indonesia, serta pelatihan wirausaha. Kerja sama strategis dengan pemerintah daerah, BUMD, dan industri dibangun untuk memperluas kesempatan magang sekaligus membuka jalur penempatan kerja lulusan.
Digitalisasi layanan kampus juga menjadi sorotan. Administrasi akademik kini lebih cepat, transparan, dan mudah diakses, sejalan dengan tuntutan era digital. “Unisba tidak hanya fokus pada peningkatan mutu akademik, tetapi juga membangun ekosistem kampus modern yang melayani,” ujar Soebiantoro.
Meski capaian cukup banyak, rektor menegaskan bahwa langkah Unisba masih panjang. Target ke depan jelas: mendorong semua program studi meraih akreditasi unggul, membuka prodi baru sesuai perkembangan zaman, serta mengintegrasikan pembelajaran digital dan hybrid untuk memperluas akses pendidikan.
Tak hanya itu, kampus juga menyiapkan strategi peningkatan jumlah penelitian, publikasi bereputasi, serta pendaftaran hak kekayaan intelektual. Harapannya, Unisba melahirkan lulusan yang tidak hanya profesional, tetapi juga berjiwa wirausaha, pemimpin masyarakat, dan beretika.
KH. Muhtar Luby, dalam tausiyahnya, menekankan pentingnya mahasiswa memanfaatkan waktu dengan kegiatan positif. Ia mengingatkan agar mahasiswa tidak hanya bergantung pada buku sebagai sumber belajar. “Mahasiswa perlu membangun kepekaan dan aktif dalam kegiatan kampus. Dengan begitu, ilmu yang diperoleh lebih bermakna dan membawa keberkahan,” tuturnya.
Pesan ini sejalan dengan semangat Unisba yang menjadikan kampus bukan sekadar ruang akademik, tetapi juga laboratorium sosial dan spiritual. Integrasi antara ilmu pengetahuan, kepekaan sosial, dan nilai religius menjadi karakter yang ingin terus dibangun.
Baca Juga : Kota Malang Didorong Jadi Leading Sector Pemenuhan Hak Anak di Jawa Timur
Sebagai kampus yang berdiri di bawah Yayasan Bina Citra Anak Bangsa, Unisba Blitar meneguhkan perannya dalam pembangunan daerah. Dukungan yayasan, pemerintah daerah, serta mitra industri menjadi bagian dari strategi besar memperkuat posisi kampus di kancah nasional.
Soebiantoro menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pengurus yayasan, pimpinan kampus, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga alumni. Menurutnya, kolaborasi seluruh elemen inilah yang membuat Unisba mampu bertahan, berkembang, dan menatap masa depan dengan optimisme.
Di usia 22 tahun, Unisba Blitar ingin meneguhkan diri sebagai kampus yang religius sekaligus inovatif. Rektor menutup sambutannya dengan pantun sederhana:
Mentari pagi menyinari bumi,
Burung berkicau di pohon jati.
Mari satukan langkah dan hati,
Membangun Unisba penuh prestasi.
Pantun ini bukan sekadar hiburan, melainkan penegasan arah Unisba: membangun pendidikan berbasis akhlak dan inovasi, menjadi bagian dari pembangunan Blitar Raya, sekaligus menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan zaman.
Perayaan Tadhim Maulid dan Dies Natalis ke-22 akhirnya menjadi simbol perjalanan itu. Sebuah perjalanan yang dimulai dari cinta Nabi, dijalani dengan rasa syukur, dan diarahkan untuk menghasilkan prestasi.