JATIMTIMES - Gunung Pucung di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu bisa jadi salah satu rekomendasi bagi kalian yang ingin bersepeda gunung. Gunung ini patut dicoba bagi yang suka tantangan.
Ya bagi yang suka bersepeda gunung khususnya di Kota Batu belum lengkap kalau belum mampir di kawasan Gunung Pucung. Saat bersepeda di sana, kalian bakal disuguhkan dengan pemandangan yang menakjubkan.
Ya Gunung Pucung memberikan suasana yang masih alami dengan rute adventure khas melewati area lahan pertanian dan perkebunan. Mulai dari lahan sayuran, apel, jeruk hingga jambu.
Kemudian juga disuguhkan dengan hawa sejuk, smilir angin, serta pemandangan yang bakal memanjakan mata. Tak hanya itu saja, kalian juga bakal dibawa melewati bekas aliran banjir bandang yang terjadi pada 2021 silam.
Bagi yang penasaran menjajal rute ini bisa dicoba ke Gunung Pucung. Apalagi bekas aliran ini menyuguhkan bebatuan dengan beragam ukuran yang pasti bakal bikin pengalaman menjadi semakin menarik.
Kepala Desa (Kades) Bulukerto, Suhermawan, mengatakan Gunung Pucung juga disebut sebagai hidden gem karena masih belum banyak diketahui wisatawan, meskipun telah memiliki infrastruktur yang layak. Akses menuju lokasi tergolong mudah, dengan jalan berbatu yang rata dan lebar, dapat dilalui motor maupun mobil.
“Di sana terdapat fasilitas penunjang seperti area camping ground, kafe, serta panorama alam yang indah menjadi daya tarik tersendiri,” ujar Suhermawan, Senin (4/8/2025).
Menariknya, pengunjung tidak dikenai tiket masuk alias gratis. Di sisi lain kini pihaknya tengah melakukan pendekatan ekowisata memungkinkan pelestarian lingkungan berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Baca Juga : Gunung Lewotobi Laki-Laki Berubah Bentuk Usai Erupsi, Aktivitas Masih Tinggi
Melihat potensi Gunung Pucung sangat besar dan bisa menjadi pionir destinasi wisata berbasis konservasi di Pulau Jawa. “Saya lihat Gunung Pucung punya potensi luar biasa. Banyak wisatawan yang mencari tempat untuk mengamati burung di habitat aslinya. Ini bisa dikembangkan ke arah sana,” imbuh Suhermawan.
Menurutnya, pengembangan kawasan ini harus dibarengi dengan pendekatan edukasi lingkungan, guna menumbuhkan kesadaran masyarakat dan wisatawan akan pentingnya menjaga kelestarian alam.
“Ekosistem hutan di Gunung Pucung sangat penting. Jangan sampai rusak atau berubah fungsi, karena itu bisa mengancam satwa seperti Elang Jawa dan kehidupan liar lainnya,” tutup Suhermawan.