JATIMTIMES - Program makan bergizi gratis (MBG) di Kota Batu masih belum terealisasi. Dibandingkan dengan dua daerah lain di Malang Raya, hanya Kota Batu yang belum terlaksana. Pemkot Batu kini masih menyiapkan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).
SPPG di Kota Batu dipastikan tengah dibangun. Salah satunya di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Gedung SPPG tersebut dibangun di atas tanah desa seluas 16x26 meter persegi. Nantinya, keberadaan SPPG itu akan menjadi dapur yang memproduksi kebutuhan makan bergizi satuan pendidikan di wilayah Desa Beji saja.
Baca Juga : Perbedaan Herbal untuk Diet Cepat dan Sehat yang Harus Kamu Ketahui
Estimasi jarak SPPG dari sekolah mencapai 200 meter sampai dua kilometer. Dengan jarak tempuh berkisar 1-4 menit dari SPPG. Pembangunan tersebut telah diresmikan dan dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Wali Kota Batu Nurochman dan Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto pada Sabtu (26/4/2025) lalu.
Proyek tersebut diketahui digagas oleh Yayasan Berkah Saudara Abadi yang dipelopori oleh kelompok pemuda di Desa Beji. "Kami mulai pembangunan sejak Februari lalu, rencananya akan tuntas 20 hari setelah peletakan batu pertama kemarin," ujar Penanggungjawab SPPG Yayasan Berkah Saudara Abadi Ibnu Sriwawan, belum lama ini.
Ia mengungkapkan, proyek tersebut dikebut untuk segera merealisasikan program MBG. Apalagi di daerah lain sudah melaksanakannya. Ada sekitar 45 sekolah mulai jenjang kelompok bermain (KB), taman kanak-kanak (TK), Satuan PAUD Sejenis (SPS), SMP, SMA hingga SMK yang akan mendapat suplai, setiap jenjangnya.
Ia merincikan, ada sembilan TK, lima KB, 16 SPS, delapan SD, tiga SMP, satu SMK dan satu SMA. Dengan total sasaran mencapai 3.690 siswa yang akan diberikan makan bergizi gratis.
"Perkiraan produksi harian rata-ratanya sekitar 4 ribu porsi," katanya.
Baca Juga : 7 Cara Mengonsumsi Biji Chia untuk Meningkatkan Metabolisme yang Wajib Kamu Coba
Ditambahkan, program SPPG untuk MBG akan memberdayakan masyarakat sekitar dalam produksi makanan. Totalnya mencapai 47 orang yang akan diberdayakan. Sementara itu, suplai bahan makanan akan mengandalkan koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) setempat. Hal ini sekaligus untuk memberdayakan petani lokal yang ada. Sehingga, selain kualitasnya dinilai lebih bagus juga aman dikonsumsi oleh anak sekolah.