MALANGTIMES - Kemacetan saat akhir pekan dan liburan masih menghantui jalanan di Kota Batu. Akan tetapi untuk memecahkan dan mengurai masalah ini Pemkot Batu masih butuh anggaran yang cukup besar sebab tidak cukup hanya dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Saja.
Baca Juga : Warga Terdampak Covid-19 di Kabupaten Malang, Bakal Dapat Pasokan Makanan Dapur Keliling
Program yang dibuat untuk mengurai kemacetan itu dengan membuat dua jalur di sepanjang jalur utama yakni Jl Ir Soekarno dan Jl Patimura. Yakni dengan membuat box culvert (beton) untuk menutup saluran irigasi diubah menjadi jalan.
Kemudian tambahan jalur alternatif yang bisa menghubungkan antara Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang. Ke dua program ini merupakan upaya Pemkot Batu agar bisa mengurangi kemacetan yang sering terjadi.
“Untuk mewujudkan program ini gak gampang juga. Butuh anggaran yang gak sedikit, sehingga kita perlu kerjasama dengan pemerintah pusat. Supaya pengerjaannya juga maksimal,” ungkap Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko.
Terlebih pada akhir tahun 2018 mendatang akses keluar jalan tol Malang – Pandaan sudah beres. Dengan demikian jumlah wisatawan dan kendaraan yang akan ke Kota Batu diperkirakan akan melonjak.
“Sehingga kita butuh pelebaran jalan mulai dari Karangploso menuju Kota Batu. Ini salah satu cara lain juga. Tapi untuk melebarkan jalan tidak bisa cepat. Sebab, pasti butuh anggaran besar,” imbuhnya Senin (19/11/2018).
Ia menambahkan untuk sementara ini mengatasi kemacetan akan membuat lebih banyak jalur alternatif. “Ya kita maksimalkan jalur alternatif dan harus menambah lagi,” harapnya.
Baca Juga : Dinsos-P3AP2KB Salurkan Bantuan bagi 1.666 Warga Miskin
Terpisah Ketua DPRD Kota Batu Cahyo Edi Purnomo menambahkan, pelebaran jalan dengan menutup saluran irigasi menggunakan box culvert itu sebenarnya sudah ada sejak tahun 2002 silam. Dan sudah berkali-kali disampaikan melalui komisi.
“Kalau mengajukan sekarang ini sepertinya sudah tidak nututi untuk pengerjaan 2019. Dan memang harus pinter-pinter mengintip anggaran yang ada di pusat, kalau ada kesempatan mengajukan,” kata Cahyo.
Ia pun menginginkan pada tahun 2020 bisa terwujud. Sehingga untuk saat ini keinginan pembuatan box culvert itu direncanakan dengan matang. Menurutnya untuk pembangunan ini tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, pasti harus melakukan pembebasan lahan dan lainnya.
“Tahun 2020 ini harus bisa disetujui di pusat. Sehingga saat ini harus direncanakan dengan matang dulu,” harapnya.