MALANGTIMES - Topeng kerap digunakan sebagai penutup wajah dengan berbagai kegunaan. Mulai dari masker untuk menghindari bau, mengelabuhi orang dengan menutupi wajah agar tidak terlihat, hingga aksesoris dalam pertunjukan kesenian.
Baca Juga : Didi Kempot Gelar Konser Amal dari Rumah, Hanya 3 Jam Donasi Capai Rp 5,3 Milliar
Di dunia ada banyak topeng dengan berbagai macam kisah di dalamnya. Berikut MalangTIMES akan mengulas lima topeng di dunia dengan bentuk dan kisah yang menyeramkan.
1. Topeng Alexander Peden

Topeng ini dibuat pada tahun 1663 oleh Pendeta yang berasal dari Skotlandia Alexander Peden. Mulanya topeng ini dibuat dalam pelariannya, sebab saat itu Alexander menola perintah dari Raja Charles untuk meninggalkan ajaran Protestan yang dianutnya.
Dia memilih meninggalkan kedudukannya dan menjadi seorang oendeta yang memimpin pemberontakan penganut Protestan di Skotlandia. Oleh sebab itu dia menjadi buronan.
Karena dirinya merupakan salah sagu tokoh publik maka tak heran jika banyak orang mengenalnya. Untuk memudahkan pelariannya maka dia membuat topeng dengan brewok, kumis, bulu mata dan juga sebuah wig yang terbuat dari rambut manusia. Selama sepuluh tahun pendeta Alex menggunakan topeng ini hingga akhirnya dia tertangkap pada 1673.
2. Topeng Plague Doctor

Topeng ini dibuat oleh Dokter Charles de Lorne dari Perancis pada tahun 1619. Mulanya topeng ini drancang untuk dokter-dokter yang menghadapi pasien yang terkena wabah penyakit yang menular agar tidak tertular.
Topeng berbentuk paruh burung gagak yang juga dilengkapi jubah hitam panjang ini berfungsi untuk menyimpan wangi-wangian di bagian paruhnya. Wangi-wangian bisa seperti aroma terapi, bunga lavender, mint atau rempah-rempah guna menghindari bau tak sedap dari pasien.
Pada perkembangannya di tahun 1656 di Roma digunakan para pekerja karantina yang menangani pasien wabah mematikan di sana. Pasien yang didatangi oleh petugas bertopeng unik ini biasanya akan sangat ketakutan karena itu berarti pasien itu sudah tak tertolong lagi dan akan segera mati.
Sebagai catatan entah disengaja atau tidak burung gagak di berbagai daerah memang di kenal sebagai lambang kematian dan pertanda buruk.
3. Topeng Kulit Manusia Ed Gein

pembuat Topeng kulit manusia ini, yaitu seorang pria bernama Ed Gein. Konon menurut cerita yang beredar Ed Gein mengalami masa kecil yang kurang menyenangkan akibat menjadi obyek pelampiasan kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya yang merupakan seorang pemabuk. Untunglah Ed memiliki seorang Ibu yang selalu melindunginya, namun kekerasan fisik yang diterima Ed kecil tak hanya melukai fisiknya tapi juga mentalnya.
Sepeninggal san Ibu, Ed yang kehilangan sumber kasih sayangnya dia mulai menjarah makam wanita yang di kubur di pemakaman di sekitar rumahnya dan menguliti mereka.
Baca Juga : SBY Persembahkan 'Cahaya Dalam Kegelapan', Lagu Bagi Para Pejuang Covid-19
Bosan bermain dengan mayat, Ed kemudian membunuh dua orang wanita dan menguliti mereka, untuk di jadikan hiasan di rumahnya seperti mayat yang telah dia jarah sebelumnya. sedangkan bagian wajahnya di gunakan sebagai topeng yang dia gunakan saat memburu mangsanya.
4. Topeng Hannya

Topeng yang sering terlihat dalam tayangan kartun Jepang, ini sebenarnya diciptakan oleh seorang pembuat topeng yang bernama Hannya-bo, untuk pementasan tradisional Jepang yaitu Kabuki dan Noh, semacam ketoprak atau wayang orang di Indonesia.
Topeng yang terlihat menyeramkan dengan tanduk yang menjulang tinggi ini digunakan untuk mengekspresikan karakter yang sedang dimainkan dalam Kabuki maupun Noh, seperti "Shiro Hannya" (Hannya putih) untuk karakter elegan dan lembut, "Aka Hannya" (Hannya merah) untuk karakter pemarah, "Kuro Hannya" (Hannya hitam) uuntuk karakter pemurung, dalam pementasan Kabuki kadang satu karakter bisa berganti-ganti topeng Hannya untuk menunjukan perubahan karakternya dalam alur cerita yang di tampilkan.
5. Topeng Wayangan

Wayang Topeng Malangan merupakan tradisi kultural dan religiusitas masyarakat Jawa semenjak Kerajaan Kanjuruhan yang dipimpin oleh Raja Gajayana semasa abad ke 8 M.
Namun topeng masa itu tidak diperuntukkan acara acara kesenian seperti sekarang ini. Topeng waktu itu yang terbuat dari batu adalah bagian dari acara persembahyangan. Barulah pada masa Raja Erlangga, topeng dikontruksi menjadi kesenian tari.
Topeng digunakan menari waktu itu untuk mendukung fleksibilitas si penari. Sebab waktu itu sulit untuk mendapatkan riasan (make up), untuk mempermudah riasan, maka para penari tinggal mengenakan topeng di mukanya, ujar Karimun.
Tradisi tari topeng memang tak hanya di temukan di Malang. Hanya saja, karakteristik budaya malangan yang kuat terletak pada jenis topeng yang digunakan. Topeng Malangan memiliki keragaman warna yang unik sehingga bisa membedakan dirinya dengan topeng dari daerah lain. Selain itu. ornamen atau ukiran topeng Malangan juga lebih detail.
Salah satu perbedaan yang menonjol ada pada topeng untuk tokoh para ksatria. Selain itu, karakteristik topeng malangan diperkuat dengan kombinasi lima warna dasar, yaitu merah, putih, hitam, kuning, dan hijau. Masing-masing warna menyimbolkan keberanian, kesucian, kebijaksanaan, kebahagiaan.
