MALANGTIMES - Kualitas kopi Amstirdam (Ampelgading, Sumbermanjing Wetab, Tirtoyudo, Dampit) tidak perlu diragukan lagi kenikmatannya. Baik oleh para pecinta kopi di Nusantara maupun di belahan mancanegara.
Potensi besar dan menjadi komoditas unggulan ini yang membuat Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang sebagai leading sektornya, terus berupaya menampung berbagai kebutuhan para petani kopi Amstirdam.
Baca Juga : Disebut Tak Serius Tangani Covid-19, Pemerintah Tegas Katakan Tidak
Baik kebutuhan pendampingan yang dilakukan secara kontinyu melalui para penyuluh pertanian di berbagai wilayah maupun kebutuhan dalam meningkatkan keterampilan dalam mengolah hasil kopi agar tercipta produk yang semakin sempurna.
Bergandeng tangan dengan Bank Indonesia (BI), dinas di bawah komando Nasri Abdul Wahid terus mengakomodir kebutuhan para petani kopi Amstirdam.

"Sinergitas kita dengan BI sejak 2016 dengan berbagai kegiatan pada kelompok tani kopi. Kini kita laksanakan pelatihan dan penyerahan alat pengolahan kopi, " kata Nasri Abdul Wahid Kepala DTPHP Kabupaten Malang, Selasa (21/11).
Pelatihan pengolahan kopi paska panen dan penyerahan alatnya diberikan kepada tujuh kelompok tani (poktan) yang ada di Tirtoyudo, Sumawe, Dampit dan Ampelgading yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap kelompok.
Poktan Marem Desa Sukorejo, Kecamatan Tirtoyudo menerima alat mesin sangrai, sedangkan Tani Mulyo Desa Taman Satriyan berupa Huller. Di Sumawe, poktan Karya Mandiri Desa Sumber Agung mendapatkan Huller dan mitra Usaha Tambak Asri mendapatkan Pulper.
Nasri mengatakan bahwa penyerahan alat pengolahan kopi ini dalam upaya memenuhi permintaan pasar terhadap kopi Amstirdam yang terus naik, baik dalam dan luar negeri setiap tahunnya. Di tahun 2016 permintaan dari luar negeri untuk kopi Amstirdam sekitar 50 ribu ton dan baru bisa dipenuhi 10 ribu ton.
Baca Juga : Lawan Covid 19, Polisi Berikan Bantuan APD dan Suplemen Tambahan bagi Tim Medis RSSA Malang
"Kini permintaan tersebut semakin naik. Karena itu kita terus mendampingi poktan agar berhasil meningkatkan produksi kopinya. Alatnya juga kita serahkan untuk mengolah produk paska panennya," terang Nasri.
Tiga poktan lainnya yang mendapat pelatihan dan alat pengolahan kopi adalah Tani Harapan Desa Amadanom, Kecamatan Dampit berupa Mesin Pengemas. Sedangkan untuk dua poktan di Kecamatan Ampelgading, yaitu Sumekar Argosari Desa Argoyuwono dan Tani Sari Tawang Sari Desa Tirtomarto menerima Huller.
Nasri berharap dengan adanya pelatihan dan pemberian alat pengolahan tersebut akan semakin membuat poktan kopi amstirdam menjadi lebih produktif dan mampu meningkatkan produksinya. (*)