MALANGTIMES - Dini hari tahun 2005 silam , kita dibuat terpana dengan adanya tragedi Tsunami Sampah yang menggulung sekaligus menghapus dua kampung di daerah Bandung dan Cimahi Jawa Barat yaitu kampung Cilimus dan Kampung Pojok yang mengakibatkan nyawa 157 orang melayang dikarenakan longsornya timbunan sampah yang berada di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Leuwi Gajah.
Longsornya Gunungan sampah sepanjang 200 meter dan setinggi 60 meter itu selain diguyur hujan deras semalam suntuk juga terpicu konsentrasi gas metan dari dalam tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan 3R tetapi hanya dibuang dan ditumpuk saja, sehingga meledak dan menciptakan gelombang raksasa yang melibas segala yang di depannya.
Baca Juga : Viral Surat Stafsus Jokowi untuk Camat, Dicoreti Bak Skripsi hingga Berujung Minta Maaf
Datang bak gelombang tsunami, sampah anorganik berupa plastik, gabus, kayu, hingga sampah organik menghantam dua pemukiman padat kehidupan yang langsung luluh lantak tertimbun sampah meski berjarak satu kilometer lebih dari puncak tumpukan sampah.
"Kejadian itulah yang menjadi dasar kesadaran kita semua, bahwa masalah sampah bukan masalah sederhana. Ini adalah masalah kita semua,"ujar Dr. H. Rendra Kresna dalam Acara Hari Peduli Sampah Nasional dan Jambore Sampah I di TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen, Kamis (23/02).
Sistem penanganan sampah dengan sistem open dumping seperti di TPA Leuwigajah dulu, sudah wajib ditinggalkan karena telah menimbulkan dampak negatif dan konstruktif baik manusia maupun lingkungan hidup.
"Kabupaten Malang seluruh TPA, TPST sudah memakai 3R sehingga gas methan dari sampah bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar masyarakat dan lainnya," ujar Bupati Malang yang terus mendorong seluruh masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan dan membakarnya.
Baca Juga : Viral Video Warga Beri Semangat kepada Pasien Positif Covid-19
Dia juga mengingatkan sampah di Kab. Malang setiap tahunnya mengalami penambahan volume. Sampai tahun 2016 sekitar 400 ribu ton sampah memasuki TPA yang ada di Kab. Malang.
"Ini tantangan kita agar tragedi Leuwigajah tidak lagi terjadi. Sampah tanggungjawab kita semua dan kita deklarasikan 2020 bebas sampah," kata Rendra yang juga mengeluarkan kebijakan 1 desa 1 bank sampah di seluruh wilayah Kabupaten Malang.