MALANGTIMES - Penulis Asal Malang Merlyn Sopjan yang juga merupakan seorang aktivis sosial dan dulunya juga merupakan Ketua Ikatan Waria Malang (Iwama) sore tadi membedah buku ketiganya yang berjudul Wo (W) Man di Pesta Malang Sejuta Buku 2016 di Taman Krida Budaya Kota Malang (2/1/2017).
Ia menceritakan bahwa buku ini sebenarnya sudah dibuat 10 tahun yang lalu. Namun memang karena berbagai hal, buku ini baru bisa dicetak pada akhir 2016, dan baru sekarang bisa dibedah.
Baca Juga : Back To 90's, Tas Ikonik Pac-Man Wajib Jadi Koleksi Nih
Dalam bukunya menceritakan seputar kehidupannya bahwa menjadi seorang transgender tidaklah mudah. Dengan berbagai macam peristiwa yang dialami seperti merasakan cinta, kesetiaan, kesia-siaan, impian dan mimpi, keluarga serta kepercayaan.
Dalam tulisannya tersebut Merlyn mampu merefleksikan apa yang mungkin sudah umum menjadi sesuatu yang personal dan juga sesuatu hal berkaitan tentang statusnya sebagai transgender.
Ada salah satu tulisannya yang berjudul "Perempuan Tanpa Vagina". Ia mencoba mengungkap apa yang ia rasakan melalui cerita ini, bahwa ia merasa orang hanya melihat dirinya dari raganyanya saja dan tidak mau tahu lebih jauh lagi.
"Aku adalah perempuan. Perempuan dalam jiwa raga laki-laki. Mereka hanya melihat ragaku. Mereka hanya melihat yang terlihat. Mereka tak mau lebih jauh. Aku adalah perempuan. Perempuan tanpa vagina" sebagian kutipan pengantar dalam buku tersebut.
Sesuatu yang dituliskannya itu, memang terdengar menarik untuk lebih dipahami tentang bagaimana pergulatan batin seorang transgender untuk memahami hakekat cinta yang memang nelampaui batas-batas identitas.
Hal menarik lainnya adalah dimana ketika ia menceritakan tentang kisah rasa mencintai dan terasa kehilangan seseorang. Pendaman rasa terhadap seseorang itu ia tulis dalam bab berjudul Facebook.
Ia menceritakan dimana saat membuka Facebook untuk membalas semua ucapan- ucapan ulang tahunnya, terfikirkan untuk menulis nama seseorang yang ia kagumi di Kolom pencarian Facebook. Yang akhirnya ia harus tahu kenyataan bahwa orang yang ia kagumi telah mempunyai sebuah gadis kecil, yang akhirnya membuat ia menitikan air mata dan memeluk guling kesayangannya begitu erat.
Baca Juga : Pecinta Superhero, Harris Hotel Malang Sajikan Pesta Tahun Baru Bernuansa Avengers
"Headset Blackberryku masih mengalunkan lagu mencintai milik Krisdayanti air mataku menetes lagi, sama seperti dulu, ketika kamu juga menitikan air mata ketika kuperdengarkan lagu ini. Kita tak pernah bisa menikah tak pernah bisa melabuhkan cinta pada pelabuhan terakhir yang bernama pernikahan," sebagian kutipan dalam bab berjudul Facebook.
Merlyn mengungkapkan, bahwa saya tidak percaya dengan teori kebetulan. Menurutnya apapun semua yang terjadi sudah digariskan oleh yang maha kuasa. Tuhan menjadikannya transgender bukan dimaksudkan supaya dihina oleh orang.
"Tapi ini the real life aku percaya dengan menjadikan aku transgender justru aku bisa seperti Merlyn yang sekarang dan itu tandanya Tuhan peduli padaku," ucapnya.
Bahkan ia pun mengaku pernah mencoba bunuh diri namun gagal.
"Saya tersadar dimana niat untuk bunuh diri membuat pikiran kita menjadi picik, Tuhan menolong saya dan masih peduli pada saya dimana saya diselamatkan dari percobaan bunuh diri. Mulai dari situlah saya mulai berfikir ini jalan Tuhan untuk saya. The great freedom is when you can be your self," tutup Merlyn.