MALANGTIMES – Dalam sebuah tim sepakbola, para pemain tidak hanya dibekali teknik, skill, fisik dan strategi saja saat berada di atas lapangan.
Baca Juga : Pemain Arema Tak Lagi Kirim Video Latihan, Ternyata Ini Sebabnya
Sebenarnya banyak faktor yang paling dominan di dalamnya, seperti mental (psikologi) pemain. Aspek ini, dampaknya sangat berpengaruh besar dalam pertandingan sepak bola.
Bila kondisi mental para pemain bagus, maka saat mnjamu lawan, kemungkinan besar akan meraih kemenangan. Karena, pelatih menginginkan kondisi mental pemain yang bagus, sehingga performa di atas rumput hijau permainan sesuai dengan harapannya.
Melihat kemenangan Timnas U-19 ‘Garuda Jaya’ yang berisikan pemain seperti Evan Dimas, Muklis dan kawan-kawannya, menjadi kandidat juara di Piala AFF 2013 lalu. Kemenagan tersebut, selain sang pelatih, Indra Sjafri tidak luput dari tangan sang ‘Detektif Mental’, Guntur Cahyo Utomo. Memang sebagian besar orang masih belum tahu sosok pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut.
Saat ditemui MalangTIMES di Liga Antar Mahasiswa Indonesia memperebutkan Piala Menpora yang dihelat di Lanud Abd Saleh, Pakis Kabupaten Malang, Guntur saat ini menjadi Coach menangani tim Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang masuk 10 besar. Timnya, Rabu, (8/9/2016) kemarin, berhasil mempermalukan lawannya, Universitas Lampung (Unila) dengan skor telak 7-0.
Cahyo Guntur Utomo, pelatih mental yang pernah menukangi kesuksesan Timnas U-19 ‘Garuda Jaya’ ini, menjelaskan awalnya ia pernah menjadi pemain sepak bola di Klub Arseto (Solo). Namun, di klub tersebut, ia tidak bisa meneruskan jenjang karirnya menjadi pemain sepak bola yang profesional, lantaran mengalami cidera yang cukup serius. Akhirnya ia, melanjutkan pendidikan lebih tinggi (kuliah) mengambil jurusan Psikologi di Universitas Gajah Mada (UGM).
“Latar belakang saya, dulu pernah menjadi pemain sepak bola di Solo. Namun usai mengalami cidera saya berhenti dan ingin kuliah. Alhamdulilah saya sudah berhasil mengambil gelar S1 dan S2 Psikologi di UGM,” ungkap pria dikenal sosok yang ramah dan sederhana tersebut.
Baca Juga : Masih Cari Pengganti Ratu Tisha, Waketum PSSI: Tugas dan Tanggung Jawab Sekjen Itu Berat
Lanjut dia, ketertarikan dia ingin menjadi pelatih tidak memiliki latar belakang dari pendidikan bidang keolahragaan, melainkan psikologi. Namun ia terus belajar dan sering membuka referensi terkait ilmu pelatih mental.
“Kemampuan saya di bidang psikologi mental saya terapkan di bidang olahraga sepakbola. Usai lulus S2 Psikologi 2012, saya berkesempatan diajak kerjasama dengan pelatih Indra Safri menangani Timnas U-19 di Piala Asia beberapa tahun lalu,” terang pria 36 tahun tersebut.
Dia menerangkan pengalamannya saat menukangi mental pemain Timnas Garuda Jaya, bahwa segala sesuatu yang akan dilakukan, harus ada perencanaan, program yang sudah terstruktur dengan tertata. Selain itu, dia juga memiliki sertifikat kepelatihan yang berlisensi B AFC.
“Saya akan terus belajar dan mendalami secara detil tentang sepakbola dan psikologi pemain. Karena kedua elemen itu, saling berkaitan dan berhubungan secara langsung atau bersinergi,” ujar Guntur.
