JATIMTIMES - Pulau Bungin adalah suatu pulau di Indonesia timur yang memiliki penduduk lebih dari 3.000 jiwa atau 900 kepala keluarga dengan luas tanah hanya 8,5 hektare.
Di Pulau Bungin ini sebagian besar warganya adalah suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Tidak main-main, Suku Bajo tersebut sudah mendiami Pulau Bungin sekitar hampir 200 tahun lamanya. Dan kini, Suku Bajo yang mendiami tanah seluas 8,5 hektare tersebut adalah generasi kelima dan keenam dari warga pertama yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Selain penduduknya yang padat, namun di Pulau Bungin tersebut juga memiliki jumlah rumah yang sangat banyak. Sehingga satu rumah di Pulau Bungin bisa diisi tiga orang kepala keluarga.

Salah satu alasan utama mereka mau berbagi tempat adalah kurangnya lahan untuk membangun rumah. Jadi mau tidak mau mereka harus berbagi tempat tinggal.
Rumah yang mereka tinggali juga cukup sederhana, mereka membangun rumahnya hanya bermodalkan bambu saja. Dan bahkan, rumah anyaman bambu tersebut dibangun di atas terumbu kerang yang mereka timbun untuk memperluas wilayah tempat tinggalnya.
Penduduk Pulau Bungin mayoritas bekerja sebagai nelayan. Warga Bungin memiliki ikatan yang erat dengan pulau yang mereka tinggali ini sehingga sangat jarang orang yang pergi merantau.
Keunikan lainnya yang terdapat di Pulau Bungin adalah adanya mitos 'batu membentur batu'. Mitos tersebut berasal dari para leluhurnya.
Jika diartikan, mitos tersebut berarti penduduk dilarang untuk melemparkan jaring berisikan pemberat atau batu ke dalam laut yang mengenai terumbu karang yang mengakibatkan kerusakan. Karena hal tersebut bisa merusak kelestarian laut.
Selain melestarikan hewan-hewan laut, di Pulau Bungin ini juga terdapat hewan ternak yang sangat mendominasi, yaitu Kambing.
Sesuai catatan BPS setempat, ada sekitar 160 ekor kambing yang diternak oleh masyarakat Bungin. Kambing yang terdapat di Pulau Bungin ini juga cukup berbeda dari kambing biasanya, karena kambing di Pulau Bungin tersebut merupakan turunan dari berbagai jenis kambing yang sudah beradaptasi dan bermutasi sedemikian rupa.
Kambing-kambing tersebut tidak memakan rumput itu lah yang membedakan kambing Pulau Bungin dengan kambing pada umumnya.
Jika kambing biasanya memakan rumput, berbeda dengan kambing Pulau Bungin. Mereka setiap harinya memakan sampah sisa makanan manusia.
Hal tersebut dikarenakan tidak tersedianya rumput di Pulau Bungin. Hal itu disebabkan karena Pulau Bungin berdiri di atas tumpukan pasir pantai dan terumbu karang.
Gimana tertarik untuk berkunjung ke Pulau Bungin? Jika kamu ingin berkunjung ke Pulau Bungin ini, kamu harus menempuh jalur laut. Maka kamu perlu menuju ke pelabuhan Kayangan untuk menuju Pulau Bungin dengan jalur laut. Selamat berkunjung.
