Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba-Serbi

Tanpa Takut, Pejuang Islam Ini Bertarung dan Bunuh Singa Buas Peliharaan Musuh

Penulis : Desi Kris - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

22 - Jun - 2021, 15:41

Placeholder
Ilustrasi (Foto: The Nigerian Voice)

INDONESIATIMES - Perjalanan sejarah Islam memiliki kisah yang sangat menarik dan patut diketahui. Misalnya beberapa perang atau pertempuran dalam sejarah perjuangan Islam yang terjadi di masanya. 

Salah satunya Perang Qadisiyah. Perang ini merupakan  pertempuran yang menentukan antara pasukan muslim dengan pasukan Persia saat periode pertama ekspansi muslim. Hasilnya, pasukan  Islam -yang jumlahnya jauh lebih sedikit daripada balatentara Persia dan juga kalah peralatan perang- mampu menaklukkan  seluruh Persia (kawasan Iraq dan Iran sekarang). Penduduk Persia pun berubah keyakinan menjadi Islam sampai  saat ini. 

Pertempuran ini terjadi kurang lebih pada tahun 636 Masehi. Kala itu, Khalifah Umar bin Khattab   menuliskan satu perintah kepada panglima perangnya, Sa'ad bin Abi Waqqash, untuk membuka Negeri Persia. 

Sa'ad bin Abi Waqqash merupakan salah seorang sahabat yang awal masuk Islam. Dia salah satu sahabat penting Nabi Muhammad SAW. 

Dalam Perang Qadisiyah ini, pasukan Persia berjumlah 120.000 personel dengan persenjataan lengkap. Sedangkan pasukan Islam  berjumlah 30.000 dengan peralatan perang yang sederhana.

Tatkala kedua pasukan  bersiap untuk berperang, tiba-tiba saja pasukan Islam sangat dikagetkan majunya seekor singa besar dan buas. Rupanya pasukan Persia diperkuat seekor singa yang dilatih untuk berperang.

Tanpa aba-aba, singa buas  itu berlari ke arah pasukan Muslim sembari mengaum dan memamerkan taringnya. 

Dari pasukan Islam,  kemudian muncul seorang laki-laki.  Sang kesatria gagah berani itu maju. Dia berlari menyongsong  singa.

Berhadapannya manusia dan singa itu  pun menjadi pemandangan mendebarkan yang tak dapat dibayangkan. Kedua pasukan malah menyaksikan adegan tersebut. Mereka terperangah, bagaimana bisa seorang laki-laki, betapa pun kuatnya, melawan seekor singa.

Namun, sang kesatria Islam itu melesat bak angin ke arah singa. Dia sama sekali tidak ciut dan takut terhadap binatang buas itu. Dia lantas melompat dan menerjang lawannya tak ubahnya singa menerkam mangsa. 

Dia mampu beberapa kali menikam singa Persia itu. Hingga akhirnya singa besar itu berhasil dibunuh. 

Menyaksikan peristiwa tersebut, ketakutan menyelimuti hati seluruh  pasukan Persia. Bagaimana mungkin mereka akan melawan balatentara yang tak gentar melawan singa.

Kemudian Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu Anhu pergi menghampiri sang kesatria tadi. Ia lalu mencium kepalanya sebagai tanda penghormatan bagi sang pejuang berhati singa itu. 

Dengan sikap rendah hati yang dimiliki seorang kesatria, dia merespons dengan membaktikan diri bersimpuh di kaki Sa'ad, seraya berkata, "Tidak semestinya laki-laki sepertimu mencium kepalaku."

Lantas, siapakah 'sang singa' itu? Dialah Hasyim bin Utbah bin Abi Waqqash.

Hasyim bin Utbah bin Abi Waqqash merupakan keponakan Sa'ad bin Abi Waqqash, jenderal penakluk Persia. Hasyim bin Utbah memeluk Islam ketika Rasulullah SAW dan kaum Muslim menguasai Makkah.


Topik

Serba-Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Sri Kurnia Mahiruni