Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba-Serbi

Inilah Satu-satunya Suku Penggembala Rusa yang Masih Tersisa di Dunia

Penulis : Desi Kris - Editor : A Yahya

26 - Feb - 2021, 15:02

Placeholder
Gembala (Foto: YouTube Video on the spot terbaru)

INDONESIATIMES - Gembala merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Namun seiring berkembangnya zaman, peminat profesi ini justru berkurang.  

Melansir melalui tayangan YouTube Video on the spot terbaru, hal ini disebabkan semakin canggihnya alat peternakan untuk mengurus hewan ternak tanpa memerlukan gembala. Kendati demikian, masih ada loh peminat profesi sebagai penggembala. Dan umumnya yang dijumpai adalah penggembala ternak sapi, kambing, kuda dan unta.  

Tapi apakah kalian pernah menjumpai penggembala rusa? Lebih dari ribuan tahun lalu, orang-orang Dukha, atau yang dikenal dengan Tsaatans telah tinggal di pedalaman di tengah hutan di utara Mongolia.  

Image
Foto: YouTube Video on the spot terbaru

Berpindah dari satu padang rumput ke padang lainnya setiap 7 hingga 10 minggu.  

Komunitas kecil ini adalah suku nomadis penggembala rusa kutub yang tersisa di muka bumi. Orang asli Rusia Siberia dan Mongolia yang tinggal utara jauh di Provinsi Khovsgol itu bergantung pada rusa bertanduk panjang untuk mereka bertahan hidup.  

Mereka bisa membuat keju dari susu yang dihasilkan rusa. Bulunya yang cukup lebat dimanfaatkan sebagai bahan sandang.  

Tanduknya bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai peralatan rumah tangga. Tak jarang pula, mereka bepergian dengan menaiki rusa tersebut.  

Image
Foto: YouTube Video on the spot terbaru

Tak hanya itu, rusa kutub itu adalah lambang budaya, identitas, dan spirit suku Dukha. Dahulu kala, jumlah rusa kutub yang digembalakan suku ini mencapai ratusan bahkan ribuan ekor.  

Namun saat ini sedikit demi sedikit mulai berkurang dan hanya tersisa sekitar 2.000 ekor saja.  

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan mereka di pedalaman kini terancam punah. Tradisi kuno yang mereka miliki pun berisiko tamat.

 


Topik

Serba-Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

A Yahya