MALANGTIMES - Hingga Senin (28/12/2020) hujan kerap mengguyur Kota Batu dengan intensitas ringan hingga lebat. Tercatat kejadian tanah longsor sudah terjadi hingga 9 bencana.
Jumlah tersebut terhitung sejak 1-28 Desember 2020. Yang seluruhnya tanah longsor itu terjadi di kawasan rawan yakni Kecamatan Bumiaji. Rinciannya di Desa Sumber Brantas, Desa Tulungrejo, Desa Gunungsari, dan Desa Giripurno.
Baca Juga : Tak Tutup Jalan, Polres Malang Tutup Lokasi yang Biasa Jadi Tempat Perayaan Tahun Baru
Seperti halnya tanah longsor yang terjadi pada Senin di Jalan Anggrek Atas RT 03 RW 04, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu. Tanah longsor menambah deretan kasus ke 9 kejadian.
Tanah longsor di sana lantaran tanah jenuh, dan tidak adanya tanaman penahan. Sehingga memicu terjadinya tanah longsor berukuran panjang 8 meter, tinggi 10 meter dan lebar 1,8 meter.
Terlihat kawasan tanah longsor itu sangat berdekatan dengan rumah warga, ditambah berdekatan dengan aliran sungai. Sehingga jika tidak segera ditangani, saat hujan kembali mengguyur bisa membahayakan rumah yang ada di sana.
“Rekomendasi yang perlu dilakukan dengan pembangunan plengsengan, karena tanah bangunan dekat dengan aliran sungai,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu Agung Sedayu.
Baca Juga : 3 Hari Mendatang, Kota Batu Bakal Diguyur Hujan Sedang hingga Lebat
Jika tidak segera ditangani dikhawatirkan terjadi peningkatan debit air saat hujan tiba dan menimbulkan dampak yang lebih besar. “Posisi rumah warga berdekatan dengan aliran sungai, sehingga sangat membahayakan jika tidak dilakukan penanganan segera,” imbuhnya.
Menurutnya tanah longsor yang terjadi di Kota Batu rata-rata lantaran hujan intensitas tinggi mengakibatkan tanah jenuh. Sedang selain tanah longsor, pada bulan ini juga terjadi banjir lantaran tersumbatnya drainase, dan pohon tumbang.
