MALANGTIMES - Jika tidak dievakuasi oleh warga dan pihak kepolisian setempat, mungkin keinginan Dedik Purnomo warga Desa Kemantren, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang untuk pulang kampung dari Balikpapan ke Malang dengan cara menyeberangi Teluk Balikpapan dengan bermodalkan dua galon mineral, tidak akan terwujud.
Pasalnya, diceritakan Dedik, saat terapung selama lebih dari 3 jam di kawasan perairan dermaga Pelabuhan Chevron Semayang, Balikpapan, pemuda 27 tahun itu mengaku sudah banyak menenggak air laut. Bahkan dirinya sudah sempat muntah berulang kali.
Baca Juga : Jaga Kondusivitas Nataru, Polres Malang Siapkan Pengamanan
”Saya merem (memejamkan mata, red) terus, pokok hanyut ikut ombak. Habis itu yang saya alami muntah-muntah saat berada di laut,” ungkapnya ketika ditemui media online ini, sesaat setelah dirinya tiba di kampung halamannya setelah dijemput oleh rombongan Muspika Jabung, Sabtu (19/12/2020) malam.
Beruntung, saat kondisinya mulai ngedrop, ada pengemudi speedboad yang melintasinya. Ketika itu, Dedik mengaku hanya mendengar suara teriakan dari warga yang ada di speedboad tersebut.
”Pertama saya didekati oleh orang yang mengendarai speedboad, mungkin dia penasaran kok ada galon mengapung di tengah laut. Kemudian dia menjauh dan akhirnya mendekat lagi,” terangnya.
Ketika kembali mendekat untuk kesekian kalinya tersebut, dijelaskan Dedik, sang pengemudi speedboad baru sadar jika dua galon yang mengapung itu ternyata adalah “pelampung” yang digunakan Dedik untuk pulang kampung.
”Mau kemana mas?. Mau pulang, tidak ada biaya, dari pada saya mencuri mending saya ikut arus ini saja tidak apa. Yaudah mas tunggu di sini sebentar. Kemudian dia manggil polisi air itu,” jelas Dedik saat menceritakan percakapannya dengan pengemudi speedboad tersebut.
Menurutnya, saat dirinya didekati oleh pengemudi speedboad selama beberapa kali tersebut, Dedik semula hanya diam saja. Sebab dirinya mengaku sering muntah karena mulut dan hidungnya kemasukan air laut, sehingga dirinya tak kuasa berteriak untuk meminta pertolongan.
”Saya sempat diteriaki berkali-kali, tapi saya sudah tidak kuat teriak karena muntah terus,” ucapnya.
Rasa mual dan muntah secara terus menerus tersebut, diceritakan Dedik, terus berulang meski dirinya sudah dinaikkan ke speedboad sebelum akhirnya dievakuasi ke daratan.
Baca Juga : Dikabarkan Sempat Delay, Pria Viral Menyeberangi Laut Pakai Galon Kini Perjalanan Pulang ke Malang
”Muntah berkali-kali, karena saya minum air laut banyak. Kemudian saat dinaikkan ke speedboat saya masih muntah, karena mual kena air ombak,” ujarnya.
Sementara itu, aksi nekat menyeberangi Teluk Balikpapan menggunakan galon tersebut, diakui Dedik hanya karena sebuah pemikiran dasar. Yakni galon kosong yang bisa mengapung di atas permukaan air.
”Saya tidak terinspirasi dari apa-apa, ya karena galon kan bisa mengapung, jadi bisa buat pelampung, yang penting bisa ngapung dulu,” tuturnya.
Sementara itu, saat menjeburkan diri ke laut, Dedik mengaku tidak ada orang di sekitar dermaga Pelabuhan Chevron Semayang, yang mengetahui aksi nekatnya. Sebab, diakui Dedik, di sekitar pelabuhan memang menjadi tempat jujukan orang untuk memancing ikan.
”Sebenarnya saat itu pelabuhan dalam kondisi ramai, mungkin orang mengira saya mau mancing. Kan di sana memang kebanyakan orang yang sedang memancing ikan. Jadi pas saya terjun ke laut tidak ada yang lihat,” tukasnya.