MALANGTIMES - Masih ingat dengan CHM (70) alias Cornelius, warga Jalan Laksamana Martadinata Gang Buntu, Kecamatan Klojen, Kota Malang, seorang satpam sebuah media televisi lokal di Malang, yang diberitakan media ini menjadi korban begal di Jalan Kyai Tamin, Kecamatan Klojen, Kota Malang?
Ya setelah CHM mengalami apes lantaran jadi korban begal, anaknya, yakni Christofer Hurek Making (32), juga ikut apes. Akibat motor ayahnya yang terkena pelaku begal, dia menjadi korban penipuan oleh oknum yang mengaku telah membawa sepeda ayahnya.
Baca Juga : Pergi ke Warung Mau Belanja, Ibu-Ibu di Bukit Dieng Dijambret
Kejadian tersebut bermula, pada Selasa (24/11/2020), ketika Hurek memposting kabar aksi pembegalan yang menimpa ayahnya di grup media sosial Facebook. Setelah memposting, 15 menit kemudian, terdapat sebuah nomor telepon 0823381566xx yang menghubungi Hurek melalui telepon WhatsApp.
Di situ pelaku yang dari foto profilnya terlihat gambar seorang wanita kemudian meminta korban untuk mencari nomor Simpati dengan alasan agar sambungan telepon lebih jelas. Pelaku lalu memberikan sebuah nomor Simpati 0822929516xx kepada Hurek.
“Saya juga kasih nomor ibu saya. Kartu As. Terus orangnya telepon ke nomor ibu saya. Saya angkat dan orangnya bilang, jangan rame-rame Mas, sepedanya ada di saya,” ungkap Hurek menirukan kata pelaku.
Untuk lebih meyakinkan korban, pelaku terus mengeluarkan bujuk rayu. Pelaku mengatakan nomor polisi dan jenis sepeda yang digadaikan sama persis dengan yang diposting korban.
"Saya sempat senang. Matanya digadaikan Rp 1,7 juta. Pelakunya bilang kalau mau ambil, diminta datang ke Indomaret Bululawang. Nanti ketemuan di sana," ceritanya.
Baca Juga : Dua Pria Bertopi Hitam Merah, Terekam CCTV Gasak Dua Sepeda Ontel
Tak menunggu lama, Hurek kemudian menuju empat kerja sang ayah. Dia memberi tahu sepedanya sudah ketemu dan dibawa oleh orang Bululawang. Setelah itu, Hurek bergegas mengajak sang ayah dan adiknya menuju Indomaret Bululawang.
Tiba di sana, Hurek menelepon pelaku. Namun, elaku meminta Hurek mentransfer uang terlebih dulu, baru kemudian sepeda motor korban akan diantarkan.
"Saya ya percaya saja. Saya transfer pakai rekening. Tapi katanya nggak bisa karena nggak punya rekening. Pelaku kemudian nyuruh beli pulsa Simpati. Saya belikan 100 ribu. Tapi katanya kurang. Kan digadaikan Rp 1,7 juta. Saya transfer lagi Rp 700 ribu. Setelah itu, minta lagi. Saya telepon lagi pelakunya, tapi nggak diangkat," ungkap Hurek.