MALANGTIMES - Pemkot Batu saat ini sedang berfokus pada perkembangan desa wisata di 24 desa/kelurahan. Meskipun sudah lama berkembang, sayangnya masih belum ada desa wisata yang berstatus mandiri di Kota Batu. 

Saat ini, desa wisata di 24 desa/kelurahan rata-rata masih masuk dalam kategori berkembang.

Baca Juga : Pemkot Batu Gelontorkan Rp 10 Miliar untuk 1.331 Guru Tidak Tetap

“Untuk menjadi desa wisata memiliki kategori, mulai dari desa wisata rintisan untuk yang paling awal hingga kategori mandiri yang paling sempurna,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Siddiq.

Ia menambahkan, pada kategori desa wisata rintisan, desa wisata telah memiliki potensi untuk digali yang sudah dikembangkan. Akan tetapi hal ini masih belum dikelola dengan maksimal oleh masyarakatnya.

“Untuk yang kategori desa wisata rintisan seperti di Kampung Budaya Nggopit di Desa Pendem. Di sana masyarakatnya sudah semangat untuk mengembangkan potensinya,” imbuhnya. 

Lalu untuk kategori berkembang atau desa wisata yang telah mengelola potensi dengan baik, dan bisa mempromosikan daya tariknya seperti di Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu. Di sana menawarkan potensi wisata edukasi pertanian kopinya.

Sedangkan untuk kategori desa wisata maju, Arief mencontohkan pada Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji dengan Lumbung Strowberinya. Desa ini dirasa sudah mampu menarik wisatawan untuk datang.

Baca Juga : Sudah 5 Tahun, Dinsos-P3AP2KB: Kita Berharap Warga Desaku Menanti Bisa Mandiri

“Targetnya tahun depan bisa masuk kategori desa wisata mandiri. Berkembang tanpa bergantung dari pemerintah atau mampu menghidupi sendiri,” jelas mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup ini.

Agar desa wisata di Kota Batu bisa masuk dalam kategori mandiri lanjutnya, akan menggelar program Jambore Desa Wisata. Yang nantinya berimbas pada naiknya kategori desa wisata yang mandiri. 

Dengan terciptanya desa mandiri, maka pemerataan pembangunan akan berjalan dan semua berujung terjadinya kesejahteraan bagi warga masyarakat desa.