MALANGTIMES - Ditemukannya rel kereta api kuno atau trem di kawasan proyek pembangunan Kayutangan Heritage cukup menyita perhatian publik. Jalur bersejarah yang panjangnya kurang lebih 200 meter tersebut berlokasi di jalan kembar atau di dekat kantor BCA.
Terkait temuan itu Wali Kota Malang Sutiaji menyempatkan untuk melihat kondisi rel di area pembangunan Kayutangan Heritage. Menurutnya, apa yang ditemukan oleh petugas penggalian tersebut seakan menjadi penanda bahwa kawasan tersebut memang benar memiliki History.
Baca Juga : Hari Pertama Jalan Basuki Rahmat Ditutup, Ini Evaluasi Polisi
"Terima kasih justru, setelah ditemukannya rel ini kan bahwa tidak salah kalau Kayutangan ini menjadi Heritage," ujarnya, Rabu (11/11/2020).
Sutiaji menambahkan, terkait keberadaan rel kuno peninggalan kolonial ini nantinya dipastikan tidak akan diubah. Hal itu, setelah proses koordinasi yang dilakukan dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan PT KAI.
Artinya, meski kawasan area Kayutangan Heritage akan menjadi salah satu destinasi wisata. Akan tetapi, rel kereta api kuno itu akan tetap melintang dengan indah sebagai salah satu peninggalan sejarah. "Dengan ditemukannya ini maka kami sudah koordinasi dengan TACB da PT KAI bahwa itu tetap jangan sampai dirubah," imbuhnya.
Hanya saja, tetap untuk bagian tersebut dijelaskannya akan dibersihkan dan ditambah untuk penguatan andesitnya. Namun, hal itu dipastikan tidak mengurangi esensi dari rel kuno itu.
"Jadi malah kayu-kayunya nanti dibersihkan. Nanti tidak mengurangi dengan kekuatan andesitnya. Tetap ada cornya untuk landasannya tetap, tidak mengurangi itu," jelasnya.
Lebih jauh, menurutnya area tersebut akan menjadi sebuah penanda bagi siapa saja yang akan melintasi kawasan Kayutangan Heritage. Sehingga, wisatawan lokal dan luar daerah akan melihat itu dengan khas yang berbeda.
Baca Juga : Imbas Simulasi Jalan Basuki Rahmat Ditutup, Beberapa Jalanan Kota Malang Macet
"Saya minta penanda supaya orang tahu ini lho ada jalur rel. Supaya masyarakat tahu, kenapa ini beda warnanya oh ini ada rel. Ada masukan lagi dari dewan kalau bisa sampai sana itu ada penanda nanti bahwa di sini ada rel," terangnya.
Sementara berkaitan dengan reaktivasi jalur kereta di perkotaan, pihaknya tidak akan melakukan hal itu. Mengingat rel kuno tersebut juga sudah tidak terpakai sejak puluhan tahun.
"Tadi ada yang mengusulkan kaca, seperti di China dan Jerman. Tapi kalau (kereta masuk dalam kota) nggak mungkin, ini sudah tidak dipakai dari puluhan tahun," tandasnya.