MALANGTIMES - Aksi pengeroyokan terhadap dua anggota TNI di Bukittingi, Sumatera Barat, oleh kelompok motor besar (moge) Harley Davidson hingga kini masih menjadi sorotan. Akibat peristiwa itu, dua anggota TNI dari Kodim 0304 Agam, yakni Serda Mistari dan Serda Yusuf, mengalami luka yang cukup parah.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat(30/10/2020) sekitar pukul 17.00 WIB. Video penganiyaan itu pun lantas beredar luas di media sosial hingga menjadi viral.
Baca Juga : Lalu Lintas Kota Malang Ramai Lancar, Hari Pertama Libur Panjang Belum Ada Tanda Kepadatan
Namun, dalam insiden ini ada satu sosok yang disebut-sebut sebagai pelindung kelompok moge. Ia adalah Letjen (purn) Djamari Chaniago.
Hal itu diketahui melalui laporan yang beredar di media sosial. "Anggota Unit Intel kodim 0304/Agam menanyakan kepada rombongan motor Harley Davidson kenapa memukul anggota namun mereka bersikap arogan karna merasa mereka dilindungi oleh Letjen Djamari Chaniago (Purnawirawan TNI) sebagai ketua Long Way Up Sumatra Island," begitu bunyi laporan yang beredar melalui pesan WhatsApp.
Di laporan itu juga disebutkan bahwa anggota Kodim 0304 Agam datang menemui kelompok moge di Novotel Bukittinggi. Saat tiba, mereka melihat Letjen (pur) Djamari Chaniago sudah berada di lokasi untuk koordinasi atas permasalahan tersebut.
Hingga akhirnya permasalah bisa diselesaikan dengan cara Djamari Chaniago meminta maaf atas peristiwa itu.
Lantas siapakah sebenarnya sosok Djamari Chaniago? Letjen (pur) Djamari Chaniago merupakan bagian dari HOG dan menjadi ketua Long Way Up Sumatera Island di acara touring klub motor tersebut. Meski sudah meminta maaf, rupanya kasus ini tetap dilaporkan ke polisi.
Di kalangan militer, nama Djamari Chaniago cukup dikenal. Ia merupakan pensiunan jenderal bintang tiga dengan jabatan terakhir yang cukup tinggi, yakni kepala staf umum TNI.
Sebelumnya, lulusan Akademi Militer 1971 ini menduduki jabatan strategis seperti panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (pangkostrad) dan pangdam Siliwangi.
Baca Juga : Sempat Landai, Pasien yang Meninggal Akibat Covid-19 di Kabupaten Malang Kembali Bertambah
Diketahui, pada Pilpres 2019 lalu, Letjen Djamari Chaniago merupakan salah satu mantan pejabat TNI yang memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. "Berhasil atau tidaknya perjuangan kita ke depan dalam jangka 20 hari ini, ukurannya hanya satu, menangkan Prabowo-Sandi menjadi presiden dan wakil presiden," ungkapnya kala itu.
Di sisi lain, Djamari Chaniago merupakan mantan senior Prabowo saat menempuh pendidikan Akabri. Prabowo pun sempat mengenang masa lalu pendidikan lantaran ia lekat dengan hukuman. Saat ada taruna yang dihukum, selalu ada Prabowo di antara mereka.
Perlu diketahui, atas kasus penganiayaan ini, dua orang anggota Kodim 0304 Agam telah melaporkan ke sentra pelayanan Kepolisian Polres Bukittinggi pada Jumat malam. Selain dalam laporan, beredar delapan anggota kelompok Moge membuat video permintaan maaf terkait apa yang mereka lakukan kepada dua anggota TNI.
"Sekitar pukul 23.00 WIB telah berlangsung pemeriksaan terhadap Komunitas MOGE HOG ( Harley Owners grup) yang melakukan penganiayaan terhadap dua personil TNI - AD Kodim 0304/ Agam, dari hasil pemeriksaan dapat dilaporkan pelaku penganiayaan sampai saat ini baru 2 orang, sedangkan yang lainnya masih dalam proses pemeriksaan oleh Sat Reskrim Polres Bukittinggi," begitu bunyi laporan tersebut.
Atas kasus ini, dua orang anggota moge ditetapkan sebagai tersangka. Yakni Bambang Septian Ahmad dan Mechael Simon. Diketahui pula ada 13 moge yang ikut diamankan di Polres Bukittinggi.