MALANGTIMES - UU Cipta Kerja (Ciptaker) telah disahkan oleh DPR RI dan berpotensi merugikan rakyat kecil. Hal ini pula yang membuat berbagai kalanganmelakukan aksi turun jalan di berbagai daerah menuntut UU Ciptaker dicabut.
Massa aksi yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat mulai menumpahkan kekecewaannya kepada DPR dan pemerintah karena aspirasi publik sudah diabaikan.
Baca Juga : Gus Baha Gaya Nyentrik Ala Santri, Tak Pernah Kepikiran Viral dan Tak Punya WhatsApp
Di Kabupaten Sumenep sendiri, ada satu sosok aktivis perempuan yang dengan lantang dan berani menyampaikan aspirasi penolakan UU Ciptaker pada aksi demo yang di gelar di Gedung DPRD setempat.
Ia adalah Arisya Dinda Nurmala Putri yang akrab disapa Dinda.
Dengan semangat berapi-api, pada aksi demo di depan Gedung DPRD Sumenep, ia menyampaikan orasi mengkritik kebijakan pemerintah yang tak pro rakyat.
Bagi Dinda, keterlibatan dirinya dalam gelombang aksi demo penolakan UU Ciptaker dirasa sangat penting. Mengingat, UU Ciptaker itu banyak berdampak pada peran serta buruh perempuan.
"UU Ciptaker terdapat pasal kontroversi dan sangat merugikan kita sebagai kaum perempuan. Sebagai kaum perempuan, saya punya hak untuk bersuara dan menolaknya," kata Dinda saat ditemui media, Selasa (13/10/2020).
Menurutnya, dirinya tidak pernah takut apalagi minder harus berhadapan dengan aparat keamanan saat aksi. Sebab, baginya turun jalan adalah cara terbaik dalam menyampaikan aspirasi jika semua langkah berada pada jalur kebuntuan.
"Saya sudah sering ikut aksi. Bahkan terhitung sudah beberapa aksi. Jadi, saya gak pernah takut dengan apapun, meskipun kadang harus mendapat perlakuan kasar," ujarnya.
Tak sampai di situ, sebagai seorang perempuan kadangkala ia di-bully oleh teman-temannya saat ikut demonstrasi. Namun bully-an itu ia jadikan inspirasi untuk terus melawan setiap tirani.
Sebab bagi dia, stereotipe perempuan hanya di kasur, dapur dan sumur tidak berlaku. Karena pada hakikatnya perempuan juga bisa menempati berbagai posisi strategis.
"Perempuan punya kursi politik dan sosial. Perempuan juga punya fungsi untuk mengembangkan dirinya, baik itu dari segi ekonomi atau yang lain," imbuh aktivis Kopri PMII Unija Sumenep ini.
Terakhir, aktivis cantik ini meminta kepada semua masyarakat untuk mendukung gerakan perempuan dalam menuntut kesetaraan. Serta mengutuk keras segala bentuk diskriminasi perempuan dalam ruang sosial politik, ekonomi, dan kebudayaan.
"Mari kaum perempuan, kawan-kawan perempuan, sahabati-sahabati semua kita bangkit dan melawan setiap tirani di negeri ini. Kita punya hak dan kewajiban yang sama untuk berjuang demi masa depan negeri," pungkasnya.
Baca Juga : Sosok Polantas Cantik jadi Pasukan Perdamaian PBB, Warganet : Kak Tembak Saya Pliss...
Sebelumnya, video dan foto-foto cantik Dinda saat sedang berorasi beredar luas dan viral di berbagai platform media sosial. Seperti Tiktok, Facebook dan Group WhatsApp.
Bagi Anda yang ingin lebih jauh mengenal aktivis cantik ini, SumenepTimes menyajikan biografi singkat Dinda yang berhasil dirangkum:
Nama: Arisya Dinda Nurmala Putri
Umur : 20 Tahun
Alamat: Desa Talang, Kecamatan Saronggi
Jurusan: Teknik
Semester: V (lima)
Kampus: Universitas Wiraraja Sumenep
Organisasi: PMII Sumenep