MALANGTIMES - Kasus konfirmasi positif covid-19 di Indonesia terbilang masih sangat tinggi. Saat ini, sudah tercatat 100 dokter di seluruh Indonesia meninggal dunia lantaran terpapar covid-19.
Angka itu mencengangkan. Bahkan, saat ini masih banyak dokter yang harus dirawat lantaran terpapar virus yang menyerang bagian pernapasan tersebut.
Baca Juga : Pandemi Covid-19, Masih Ada Karaoke Buka dan Pemandu Lagu Hampir Topless
Ketua IDI Cabang Malang Raya dr Djoko Heri menyampaikan, angka kematian dokter akibat covid di Jawa Timur tercatat sebagai kasus tertinggi. Dari 100 dokter yang meninggal dunia, 27 dokter di antaranya berasal dari Jatim. "Dan itu juga angka kematian dokter tertinggi di dunia," kata dia.
Khusus Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu), Heri menjelaskan, sejak kasus pertama covid-19 di Malang Raya pada Maret lalu, total ada 26 dokter yang terpapar covid-19.
Rinciannya, sejak Maret hingga Juli 2020, tercatat ada 11 kasus penularan covid-19 terhadap dokter di Malang Raya. Sedangkan angka tertinggi kasus positif covid-19 terhadap dokter terjadi Agustus 2020.
Sepanjang Agustus, tercatat ada 15 dokter di Malang Raya yang terpapar covid-19. Tiga orang di antaranya meninggal dunia, empat orang dirawat di rumah sakit, dan delapan sisanya melakukan isolasi mandiri.
"Yang isolasi mandiri ada yang sudah selesai saat ini. Kemudian yang dirawat sampai sekarang empat orang di beberapa rumah sakit di Malang," tambah Heri.
Angka penularan yang cukup tinggi terhadap dokter sepanjang Agustus itu, menurut dia, menjadi kejadian luar biasa. Sebab, dokter yang bekerja di rumah sakit pastinya selalu memenuhi standar dan protokol kesehatan. Mulai dari pemakaian alat pelindung diri (APD) hingga sistem keamanan berlapis di setiap ruangan yang ada di rumah sakit atau layanan kesehatan.
Namun angka penularan terhadap dokter selalu bertambah. Bukan hanya dokter yang bekerja di rumah sakit dan klinik. Dokter yang bertugas di laboratorium pun terpapar covid-19. “Kan ada keluarga yang mengambil sampel darah misalnya, itu bisa juga menulari,” terang Heri.
Lebih jauh Hdri menyampaikan, penambahan kasus konfirmasi positif secara langsung sangat berpengaruh pada pertahanan rumah sakit. Banyaknya kasus membuat pertahanan di rumah sakit bisa jebol karena perawatan overload lantaran banyaknya pasien yang ditangani.
Baca Juga : Dokter Edwin Marpaung Meninggal, Fahri Hamzah ke Jokowi: Cobalah Berbuat Sesuatu
"Masih banyak masyarakat yang tak mengenakan masker. Bahkan masih suka berkerumun. Itu yang membuat kasus semakin bertambah," ucapnya lagi.
Karena itu, Heri mengimbau masyarakat untuk senantiasa menaati protokol kesehatan. Setidaknya ada beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama, mengenakan masker dengan baik dan benar. Jangan hanya sekadar mengenakan masker yang tidak menurutpi hidung. "Itu bisa tertular atau menulari," terangnya.
Kemudian kedua, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau pakai hand sanitizer jika kondisi tidak memungkinkan sesudah memegang sesuatu. Ketiga, tetap jaga jarak minimal 1,5 meter sampai dua meter dan jangan berkerumun.
"Malam hari beberapa tempat di Malang masih ramai. Utamanya tempat anak remaja Dan tidak pakai masker," pungkas Heri.