MALANGTIMES - Membuat keluarga bahagia memang berkaitan erat dengan program Keluarga Berencana (KB). Karena itu program KB terus disosialisasikan oleh Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang. Hal itu selain membuat masyarakat bisa hidup tentram, juga ikut menjaga pengendalian penduduk agar tidak meningkat secara drastis.
Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Penni Indriani mengatakan, saat ini KB bukan hanya soal pertumbuhan penduduk dan kontrasepsi, melainkan menciptakan keluarga yang sejahtera harmonis dengan anak-anak yang berkualitas. Namun biasanya juga ada masyarakat yang ingin memiliki anak lebih dari dua, maka dari itu perlu adanya kesinambungan antara masyarakat dan pemerintah agar program KB yang didengungkan bisa terserap maksimal oleh masyarakat.
Baca Juga : Dinsos-P3AP2KB Harap Warga Desaku Menanti Bisa Mandiri
Penni mengatakan, memiliki keturunan memang sangat diidamkan oleh sebuah keluarga, terlebih pasangan muda-mudi yang baru saja menikah. Namun dalam hal ini Dinsos-P3AP2KB Kota Malang juga kembali menggaungkan program KB agar kesejahteraan masyarakat bisa merata dan pengendalian penduduk tidak meningkat secara drastis.
"Dua anak cukup itu sebenarnya bisa membuat keluarga bahagia, tapi pada kenyataannya juga banyak orang yang memiliki anak 3, 4 bahkan 5," kata Penni.
Jika bicara penduduk di Kota Malang yang terkenal kota pendidikan, setiap tahun selalu ada pertambahan mahasiswa baru yang juga membuat daerah yang dipimpin Drs. Sutiaji ini semakin penuh. Belum lagi jika mahasiswa tersebut betah dan tinggal lebih lama di Kota Malang, tak ayal jika lonjakan penduduk semakin meningkat.
Tapi pada pandemi Covid-19 ini, tentunya angka lonjakan penduduk bisa ditekan karena mahasiswa banyak yang kembali ke daerah asalnya mengingat kuliah juga sudah menggunakan metode virtual meski nantinya akan kembali lagi jika situasi kembali normal.
Baca Juga : Penanganan Bibir Sumbing, Bupati Malang Sanusi Sebut Masyarakat Bisa Akses Operasi Gratis
Dalam promosi KB sendiri, yang paling sulit ternyata adalah tidak terbiasa melakukan perencanaan. Kampanye tersebut diharapkan membawa image baru tentang KB secara luas dan mengajari perempuan untuk merencanakan siklus reproduksinya. Tapi, nyatanya di lapangan terkadang perencanaan justru berada di luar kendali perempuan. Terutama perencanaan mengenai kehamilan dan anak yang dikandungnya
"Hal ini erat kaitannya dengan kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga. Hal lain lagi adalah perempuan itu memiliki hak yang terkait dengan reproduksinya adalah hak untuk mendapatkan informasi yang penuh dan pelayanan yang baik," pungkasnya.