MALANGTIMES - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang kian gencar mensosialisasikan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 di berbagai wilayah. Puskesmas Janti salah satunya yang melaksanakan sosialisasi secara rutin.
Tak hanya kepada masyarakat biasa, namun sebagai satu-satunya puskesmas yang memberikan pelayanan khusus bagi penyandang disabilitas netra maka sudah pasti harus memberikan edukasi yang lebih.
Baca Juga : Pandemi Covid-19, Bagaimana Nasib Penderita HIV di Kota Malang?
Apalagi, penyandang netra dalam mengakses apapun mengandalkan indra peraba. Karenanya, petugas kesehatan juga secara jemput bola memberikan edukasi kepada warga binaan netra di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN).
"Penyuluhan karena saat ini masih Covid-19, ya disiplin protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti apa itu kita berikan. Wajib pakai masker, harus cuci tangan pakai sabun, jaga jarak dan ndak boleh bergerombol," ujar Kepala Puskesmas Janti, Endang Listyowati.
Menurutnya, khusus penyandang disabilitas netra ini memang diberikan perlakuan yang lebih. Sehingga harus benar-benar diberikan edukasi yang bisa dijalankan oleh semua warga binaan.
Terlebih, sebelum pandemi aktivitas dari warga binaan kerap bergerombol. Maka, hal itu juga harus ditinggalkan sampai pandemi ini berakhir. "Mereka ini harus dijaga terus, karena kondisi fisiknya seperti ini. Berbeda dengan masyarakat umum lainnya. Yang biasanya anak-anak suka bergerombol, kini harus diberikan edukasi bahwasannya untuk menjaga jarak," imbuhnya.
Baca Juga : Proses Tracing Warga yang Berebut Jenazah PDP Covid-19 Sulit Dilakukan, Apa Sebabnya?
Di samping itu, warga binaan netra juga diharuskan tetap menjaga imunitas tubuh. Yakni dengan mengonsumsi makanan bergizi, dan tidak membeli jajan atau snack dari luar yang belum jelas kandungan gizinya.
"Jadi seperti makanan terbuka jajanan luar dihindari dulu, cuci tangan wajib dan harus lebih sering. Dan setiap habis beraktivitas di luar, pulang langsung mandi, ganti baju. Bajunya direndam dan dicuci," tandasnya.
