MALANGTIMES - Menjadi sosok yang selalu membersihkan dan menjaga masjid, atau orang-orang menyebutnya sebagai marbot, memang sering dipandang sebelah mata dan diremehkan. Bukan hanya saat ini. Meremehkan pekerjaan seorang yang membersihkan masjid juga terjadi saat masih masa Rasulullah SAW.
Ustaz Dr Syafiq Riza Basalamah MA dalam sebuah kajian menyampaikan, kisah para sahabat yang meremehkan seorang marbot masjid itu terjadi pada sosok bernama Ummu Mihjan. Dia merupakan seorang perempuan tua dan berkulit hitam.
Baca Juga : Kabar Terbaru Kasus Prostitusi Artis HH, Pengakuan Keluarga Hana Hanifah dan 4 Fakta Lain
Suatu ketika, Ummu Mihjan yang sudah sangat tua itu meninggal dunia di malam hari. Namun, para sahabat tak mengabarkan kematian Ummu Mihjan kepada Rasulullah SAW. Para sahabat berpikir kematian Ummu Mihjan tak perlu dikabarkan kepada Rasulullah SAW.
Maka saat itu para sahabat merawat jenazah Ummu Mihjan, mulai memandikan, men-salati, hingga menguburkan Ummu Mihjan. Sedangkan Rasulullah SAW masih belum mengetahui itu.
Hingga suatu ketika, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat ke mana Ummu Mihjan lantaran tak terlihat lagi membersihkan Masjid seperti biasa. Maka para sahabat menyampaikan kabar bahwa Ummu Mihjan telah meninggal dunia.
Mendengar kabar itu, Rasulullah SAW berkata, “Mengapa kalian tak memberi tahu saya dulu jika dia meninggal dunia? Tunjukkan di mana kuburannya.”
Lalu Rasulullah SAW beserta para sahabat mendatangi kuburan Ummu Mihjan. Kemudian Rasulullah SAW melakukan salat jenazah dan diikuti oleh para sahabat yang menjadi makmum Rasulullah SAW.
Doa Rasulullah SAW saat itu: “Kuburan ini dipenuhi dengan kegelapan untuk orang yang jalan, Allah akan menerangi mereka dengan doaku.”
Baca Juga : Santet Brojo Paling Mematikan di Indonesia, Berasal dari Satu Wilayah di Jatim
Salat di kuburan pada dasarnya tak diperkenankan. Namun karena memang tidak mengetahui kabar Ummu Mihjan meninggal dunia, maka Rasulullah SAW salat di atas liang lahat Ummu Mihjan.
Rasulullah SAW begitu mengagungkan perempuan tersebut. Itu menjadi pelajaran bahwasanya siapa pun bisa masuk surga. Sehingga umat muslimin tak boleh meremehkan pekerjaan apa pun yang dilakukan setiap muslim atau orang lain.