MALANGTIMES - Penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Malang seakan belum mengalami kelandaian. Hingga kemarin (Selasa, 23/6/2020) sudah tercatat sebanyak 168 kasus. Bahkan, sehari kemarin, tambahan kasus positif Covid-19 mencapai angka 20 pasien dan bisa dibilang rekor terbanyak sejak Kota Malang ditetapkan sebagai zona merah pada Maret 2020 lalu.
Dari tambahan pasien positif Covid-19 tersebut, 13 di antaranya merupakan warga di satu wilayah Kelurahan Bunulrejo yang tertular karena kontak erat dengan pasien positif sebelumnya.
Baca Juga : Sampah Medis Rumah Sakit Rujukan Utama Covid -19 di Kota Batu Sempat TembusĀ 445,4 Kilogram
Ke-13 pasien ini sebelumnya menjalani tahapan rapid test dan PCR-swab di wilayah Kelurahan Bunulrejo dari 106 warga hingga ditetapkan hasilnya terkonfirmasi positif Covid-19.
Namun, dengan banyaknya penambahan kasus itu Pemerintah Kota (Pemkot) Malang masih belum akan memberlakukan karantina wilayah atau lockdown lokal.
"Ndak ada lockdown-lockdown lokal," ujar Wali Kota Malang Sutiaji ditemui saat menghadiri monitoring penguatan tracing dan tracking Covid-19 di Kelurahan Polowijen, Rabu (24/6/2020).
Menurut dia, persebaran kasus positif Covid-19 di wilayah tersebut sebelumnya telah diprediksi akan naik. Mengingat, penularannya disebabkan oleh satu orang yang sebelumnya bersama keluarganya yang telah terkonfirmasi positif sebelumnya.
"Jadi 13 itu kan di dua RT satu RW, sudah kami perkirakan akan terjadi penambahan. Karena ada yang di swab dan belum dilakukan treatment. Kita kemarin sudah rembukan bersama itu akan kita pantau terus," imbuhnya.
Pihaknya untuk saat ini akan berfokus pada pemindahan isolasi mandiri bagi pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan untuk dipindahkan ke rumah karantina yang disiapkan Pemkot Malang di Jl. Kawi.
Baca Juga : Pasien Dalam Pengawasan Tambah 3, Jadi 101 Orang di Kota Batu
Rumah isolasi berkapasitas 60 bed tersebut saat ini masih dilakukan penataan sedemikian rupa agar memenuhi fasilitas yang memadai untuk ditempati. Mulai dari kesiapan fasilitas kebutuhan makan bagi petugas ataupun pasien, kesiapan bagi yang menjaga hingga laundry khusus.
"Hari ini ditata. Karena namanya safe house (rumah karantina) itu bagaimana makannya, dan kesiapan penunggunya, terus laundry juga," jelasnya.
Langkah ini diambil agar setiap pasien positif Covid-19 mendapatkan pengawasan yang sesuai. Sehingga bukan hanya sebatas mengisolasi diri saja, melainkan juga bagaimana terkait menjaga imunitas tubuh dari pasien.
"Mau nggak mau harus ditarik ke sana (safe house). Kenapa di satu tempat, pengawasan lebih mudah. Ada dua pengawasan, perilaku dia untuk hidup sehat dan tidak berkomunikasi dengan orang lain. Kemudian bagaimana kemudian dia akan kita treatment itu dan taat," tandasnya.