MALANGTIMES - Setelah sempat “dirumahkan” karena adanya pandemi covid-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang akhirnya memastikan jika kegiatan para santri di Pondok Pesantren (Ponpes) kembali aktif.
Hal ini disampaikan Bupati Malang Sanusi yang mengatakan, keputusan diaktifkannya lagi kegiatan di Ponpes sudah sesuai dengan instruksi Pemerintah Pusat.
Baca Juga : Kampus 3 UIN Malang Dibangun Menjadi Green and Smart Campus Terbaik di Dunia
Di mana dalam keputusan yang juga sudah dibahas oleh jajaran Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Kabupaten Malang itu, memenuhi kata mufakat jika para santri mulai kembali masuk sejak kemarin, Senin (15/6/2020).
”Sementara baik-baik saja, tidak ada (temuan klaster covid-19 di lingkungan Ponpes),” klaim Sanusi saat ditemui usai meresmikan Kampung Tangguh di Desa Kuwolu, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Selasa (16/6/2020) sore.
Sebagai informasi, berdasarkan data yang dihimpun tercatat ada 677 Ponpes yang tersebar di Kabupaten Malang. Sedangkan untuk jumlah santrinya ada lebih dari 48 ribu santriwati dan santriwan.
Puluhan ribu santri itulah yang diagendakan mulai kembali ke Ponpes secara bertahap dan diawali pada Senin (15/6/2020) kemarin.
Mengingat banyaknya jumlah santri, Forkopimda Kabupaten Malang berinisiasi membentuk Pesantren Tangguh untuk mengantisipasi adanya klaster baru di lingkungan Ponpes.
”Pesantren Tangguh itu adalah pesantren yang menerapkan protokol kesehatan. Salah satunya dengan melakukan physical distancing secara ketat,” ungkapnya.
Sejauh ini, lanjutnya, tercatat sudah hampir semua Ponpes di Kabupaten Malang diklaim sudah menerapkan Pesantren Tangguh.
Baca Juga : Diminta SIKM dan Keterangan Sehat, para Santri Pilih Masuk Sebelum Jadwal yang Ditentukan
”Hampir semua (menerapkan Pesantren Tangguh) karena mereka sudah kita kasih edukasi. Kemarin saya lihat (salah satu Ponpes) di Kecamatan Dampit mulai dari pintu masuk sampai ke dalam sudah menerapkan protokol kesehatan. Di dalam (ponpes) juga ada kamar isolasi, itu (penerapan protokol kesehatan) sudah ada semua,” ungkapnya.
Secara umum, dijelaskan Sanusi, konsep Pesantren Tangguh tersebut mengatur protokol kesehatan sejak awal santri kembali masuk ke ponpes. Salah satunya adalah pengecekan suhu badan dengan thermo gun dan kondisi kesehatan para santri paska kembali ke kampung halaman.
”Para santri sudah pada masuk dan mereka sudah melakukan itu (konsep Pesantren Tangguh). Para santri yang kembali juga sudah diperiksa kesehatannya oleh petugas puskesmas setempat dan Dinkes (Dinas Kesehatan, Kabupaten Malang),” tandasnya.