MALANGTIMES - Pihak Rektorat Universitas Brawijaya (UB) Malang menjawab Amarah Brawijaya dengan memberi bantuan kuota untuk mahasiswa Bidikmisi dan UKT golongan 1.
Baca Juga : #kemenagprank Trending Twitter, Menag Akhirnya Buka Suara soal Diskon UKT 10 Persen Batal!
Hal ini disampaikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Brawijaya (UB) Prof Dr Drs Abdul Hakim MSi dalam rilis resmi yang diterima media ini.
Disampaikan Hakim, untuk mendukung kegiatan perkuliahan secara daring, UB tengah menyiapkan mekanisme pembagian kuota untuk mahasiswa. Pembagian kuota ini akan difokuskan bagi mahasiswa bidikmisi dan mahasiswa yang berada di kategori Uang Kuliah Tunggal golongan 1.
"Saat ini sedang diproses paket data untuk sekitar 7 ribu mahasiswa. Diprioritaskan untuk mahasiswa bidikmisi dan kategori UKT 1. Bisa dipastikan dari keluarga yang tidak mampu, orang tua yang terdampak baik akibat PSBB hingga sulit bekerja maupun pemutusan hubungan kerja. Sudah pasti akan berdampak juga kepada mahasiswa", ucapnya, Rabu (29/4/2020) di Gedung Kebudayaan Mahasiswa.
Walaupun bisa dipastikan hampir semua mahasiswa ini menerima beasiswa, kata Hakim, jika dalam kondisi normal, penerima beasiswa akan mampu mencukupi kebutuhannya.
"Namun dengan kondisi pandemi seperti saat ini, beasiswa tersebut akan dibagi lagi dengan anggota keluarga yang lain. Tidak hanya penerima bidikmisi, tapi juga mahasiswa afirmasi dan kategori 1", timpalnya.
UB adalah kampus yang hampir memenuhi batas kebijakan pemerintah untuk menerima 20 persen mahasiswa dari keluarga tidak mampu dari total kuota. Kuota bidikmisi UB sendiri paling tinggi. Dalam masa pandemi, orang tua yang terdampak juga akan berakibat ke mahasiswa.
"Saya sangat memaklumi situasi tersebut. Oleh karena itu, UB melakukan berbagai upaya untuk mahasiswa yang terdampak," tuturnya.
Terkait pembelajaran daring, Hakim mengimbau untuk dapat menggunakan cara yang praktis dan memudahkan mahasiswa, serta memanfaatkan paket yang sudah disediakan.
Baca Juga : Diskon UKT Diurungkan Kemenag, UIN Malang Ikhtiar Usulkan Kembali
Diperkirakan sekitar 60 hingga 70 persen mahasiswa UB telah kembali ke rumah masing-masing, dengan keadaan sinyal yang terkadang kurang stabil.
Terkait hal ini, Hakim mengimbau untuk menggunakan cara lain, mengingat partisipasi kuliah daring tidak bisa 100 persen.
"Bisa menggunakan WA group untuk share materi atau tugas sesuai yang telah diusulkan," pungkasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sejak semalam (Rabu, 28/4/2020) hingga detik ini, tagar amarah Brawijaya (#amarahBrawijaya) bertengger di deretan trending topic Twitter. Penggunaan tagar tersebut berisi twit protes kepada pihak kampus soal kebijakan kuota dan UKT.
Pergerakan tersebut berasal dari Aliansi Mahasiswa Resah Brawijaya (Amarah Brawijaya). Amarah Brawijaya terdiri atas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan komunitas-komunitas yang ada di UB, terutama yang konsen tentang pendidikan.
Pergerakan ini merupakan respons atas kebijakan rektorat yang mereka rasa belum memuaskan dalam menangani dampak Covid-19, terutama bagi mahasiswa.
