Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Ribuan Ton Ikan Asal Tulungagung Terancam Tak Terjual, 3 Ribu Lebih Peternak Terdampak

Penulis : Joko Pramono - Editor : Nurlayla Ratri

24 - Apr - 2020, 17:27

Placeholder
Yoyok Mubarok menunjukan ikan patin di kolamnya yang seharusnya sudah terjual (Joko Pramono for Jatim TIMES)

MALANGTIMES - Ribuan ton ikan hasil petani ikan Tulungagung terancam tak bisa dijual. 

Baca Juga : Terdampak Pandemi Covid-19, Harga Bunga Meningkat, Jumlah Peziarah Kubur Menurun

Pasalnya, sejumlah kota yang menjadi pasar ikan dari Tulungagung mengalami kelesuan peminat.

Diperkirakan ada 3 ribu hingga 3500 petani ikan terdampak dengan adanya Covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tulungagung, Tatang Suhartono pada awak media beberapa waktu lalu.

“Ikan gurame itu sudah stag (terhenti),” ujar Tatang.

Kondisi ini lantaran pangsa pasar untuk ikan gurame seperti di Jakarta, Surabaya dan luar pulau sudah tutup semua.

Untuk panen di bulan April, hampir seribu ton ikan tertahan di kolam. 

Untuk mengurangi kerugian akibat pembengkakan pakan, petani ikan mengakali dengan memberi kangkung atau rumput.

Kondisi terparah dialami oleh petani ikan patin. 

Untuk panen bulan April, ada sekitar 1.200 ton ikan yang terancam tak bisa dijual.

Tatang menjelaskan dengan kondisi ini petani ikan patin kerepotan. 

Jika dibiarkan tidak diberi pakan, ikan akan memakan kotorannya sendiri sehingga daging ikan menjadi kuning dan bau.

Jika tetap diberi pakan, maka ikan akan tumbuh besar dan melewati ukuran jual dan tidak laku dijual.

Baca Juga : Triwulan I, Jatim Catatkan Investasi Rp 31,4 Triliun di Tengah Pandemi Covid-19

Agar ikan patin bisa terserap, pihaknya mengusulkan agar ikan patin nantinya dimasukan dalam salah satu komoditi bantuan yang diberikan pada warga.

“Kita mengoptimalkan bantuan-bantuan sosial yang ada ini, kita berharap bisa memasukan patin,” tuturnya.

Agar bisa dimasukan dalam komoditas bantuan, ikan patin diproses dulu dengan menggunakan mesin pembeku agar tahan lama.

Sementara itu Yoyok Mubarok, salah satu peternak ikan patin di Desa Bendiljati Wetan Kecamatan Sumbergempol melakukan sejumlah langkah agar kerugian tidak semakin membengkak.

Dirinya melakukan pemberian pakan agar ikan tidak makan kotorannya dan mengatur pertumbuhan ikan agar tidak terlalu cepat.

“Kita berikan pakan separuh dari biasanya,” ujar Yoyok.

Meski begitu dirinya mengeluhkan pasar yang saat ini lesu, sehingga harga ikan juga ikut jatuh. 

Jika normalnya harga ikan patin dipasaran sekitar Rp 15 ribu perkilo, saat ini harganya tinggal Rp 13 ribu per kilo, itupun pangsa pasar juga masih sepi.

“Harga Rp 13 ribu itu ongkos untuk tenaga kerja balik,” kata Yoyok.

Dirinya berharap agar kondisi ini segera berakhir sehingga petani ikan kembali bisa menjual ikannya dengan harga normal.

 


Topik

Ekonomi tulungagung berita-tulungagung berita-hari-ini pandemi-covid19 Ribuan-Ton-Ikan Ikan-di-Tulungagung-Terancam-Tak-Terjual 3-Ribu-Lebih-Peternak-Terdampak Plt-Kepala-Dinas-Perikanan-Kabupaten-Tulungagung Tatang-Suhartono



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Joko Pramono

Editor

Nurlayla Ratri