MALANGTIMES - Pandemi covid-19 saat memasuki bulan ramadan kali ini, membuat sektor perekonomian khususnya bagi pedagang bunga untuk para peziarah kubur berkurang drastis.
Baca Juga : Pertamina Akhirnya Ungkap Alasan Harga BBM Tak Kunjung Turun
Hal itu dikeluhkan oleh Muhammad Jainul, salah satu pedagang bunga untuk ziarah kubur, saat ditemui media online ini di kawasan pemakaman Pepen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (23/4/2020) petang.
”Jika dibandingkan sebelum adanya wabah corona (penjualannya) menurun sekitar 20 persen. Biasanya (sebelum covid-19) saat menjelang puasa ramadan saya menghabiskan 5 kilogram bunga kenanga, tapi sekarang hanya habis 3 kilogram saja,” keluh Jainul.
Sepinya peziarah kubur itu juga terlihat saat wartawan mengamati situasi di pemakaman pepen. Di makam yang berlokasi di Jalan Raya Malang - Kepanjen tersebut, para peziarah hanya menyempatkan diri untuk menabur bunga dan sejenak berdoa.
Padahal, kalau dalam tradisi di kalangan masyarakat, biasanya para peziarah selain berdoa juga akan menyempatkan diri untuk membersihkan makam keluarganya saat menjelang puasa ramadan.
Namun meski hari ini (Kamis 23/4/2020) sudah mendekati bulan puasa, nyatanya para peziarah memilih hanya berdoa sejenak kemudian pulang. Itupun dilakukan hanya oleh perwakilan keluarga. Sebab jika biasanya datang dengan keluarga besar, kali ini dari satu makam hanya didatangi rata-rata oleh 1 hingga 3 peziarah saja.
”Mungkin sepinya peziarah itu karena adanya himbauan untuk tidak keluar rumah (saat covid-19). Selain itu mungkin juga karena yang jualan bunga sedikit, soalnya harganya naik sampai 50 persen dari harga sebelum menjelang puasa,” ucap Jainul.

Naiknya harga bunga tersebut, lanjut Jainul, diperkirakan bakal bertahan hingga menjelang lebaran. Sebab, saat ini saja harga bunga sudah meningkal hampir separuh dari harga normal.
”Kalau sebelum corona, satu bungkus biasanya saya jual Rp 2 ribu. Tapi karena harganya mahal, terpaksa saya jual Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu,” kata Jainul sembari mengatakan untuk yang harga Rp 5 ribu itu untuk bungkusan yang terdapat bunga mawar.
Baca Juga : Triwulan I, Jatim Catatkan Investasi Rp 31,4 Triliun di Tengah Pandemi Covid-19
Sebagai informasi, Jainul dan istrinya ini sudah berjualan bunga untuk ziarah makam sejak beberapa tahun lalu. Dimana, lokasi berjualannya selalu di depan pemakaman Pepen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Ada 5 jenis bunga yang dia jual. Yakni bunga mawar, kenanga, asoka, pandan, dan bunga sedap malam atau dalam bahasa jawa sering diistilahkan bunga sundel. ”Saya berjualan setiap menjelang ramadan dan lebaran, kalau hari biasa jualan pas musim hari Jumat Legi dan Rabu Wage. Setiap jualan setok masing-masing bunga bisa 5 kilogram, tapi setelah ada corona hanya sedikit,” keluhnya.
Penyebab utama minimnya stok bunga yang dijual Jainul beserta istri itu, disebabkan karena harga kulakan bunga yang mahal dipasaran. ”Karena mahal ya terpaksa saya menanam sebagian bunga di pekarangan saya,” celetuk warga Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang ini.
Meningkatnya harga tersebut dimulai dari jenis bunga mawar. Jika biasanya dibandrol Rp 30 ribu untuk seperempat ons, menjelang puasa harganya meningkat menjadi Rp 100 ribu.
Bunga kenanga, dari yang biasanya dijual Rp 50 ribu per kilogram, saat ini menjadi Rp 80 ribu hingga Rp 150 ribu. Pandan yang biasanya satu ikat Rp 30 ribu, sekarang dengan harga yang sama hanya dapat sekitar setengah ikat saja.
Sedangkan untuk bunga sedap malam, yang biasanya Rp 50 ribu, saat ini harganya naik menjadi Rp 75 ribu per kilogram. ”Permintaannya menurun, tapi harganya mahal. Akhirnya sekarang saya memilih untuk sambilan jualan tape di pasar,” tutup pria 37 tahun itu.